Tingkat X Tingkat XI Tingkat XII
Tip dan Trik Software Tutorial KKPI
Jawa Pos Kompas Surya Wanita Opini Tausyiah
Khas Nganjuk Kuliner Nusantara Wisata Nusantara
SMKN 1 Nganjuk SMK PGRI 1 Kediri SMK PGRI 1 Nganjuk SMK Muh. 1 Nganjuk SMAN 1 Nganjuk SMAN 2 Nganjuk SMAN 1 Kediri
Tuesday, June 15, 2010 | 6:16 PM | 0 Comments

Memaafkan Usai ’Badai’ Menerpa

Rasanya, tak mungkin ada kehidupan rumah tangga yang tidak luput dari permasalahan. Bahkan, pada pasangan yang dinilai paling rukun sekalipun. Bagaimana dengan para wanita dalam keseharian kita? Mampukah mereka memaafkan suami yang pernah membuat kesalahan? Pengalaman Yuni Indriyati saat menghadapi badai perkawinan akibat isu perselingkuhan suaminya, dan Baby Zelvia ketika suaminya berurusan dengan masalah hukum, mungkin bisa jadi cermin buat kita.

YUNI INDRIYATI (35), ibu rumah tangga “Curhat kepada orang yang tepat"
Setiap manusia tidak ada yang sempurna, karenanya saya berusaha berdamai dengan kejadian yang menimpa rumah tangga saya dua tahun lalu. Saat itu suami saya, bintang iklan dan sinetron Donny Kesuma (37), memiliki kedekatan dengan seorang wanita.

Untuk urusan mencurahkan hati dan unek-unek hati yang terdalam, saya harus memilih orang yang tepat, agar masalah perkawinan tidak menjadi kian rumit.

Setelah melakukan introspeksi, saya menyadari, peristiwa pahit itu terjadi bukan semata-mata kesalahan suami. Sebagai pasangan, saya pun turut andil di dalamnya. Karenanya, saya menempatkan wanita tersebut sebagai saingan, sehingga saya jadi terpacu untuk memperbaiki diri.

Seiring dengan berjalannya waktu, kehidupan rumah tangga kami kini membaik. Kami jadi lebih memahami satu sama lain. Memang, tidak terlontar kata maaf dari suami saya. Namun, Donny mewujudkan permintaan maaf dalam bentuk tindakan dan perhatian. Sebenarnya, memang itu yang saya harapkan. Percuma kan, jika ia berulang kali menyatakan menyesal, namun tidak mewujudkan permintaan maaf melalui perbuatan.

BABY ZELVIA (44), artis
Berserah diri kepada Tuhan
Peristiwa penahanan suami saya, aktor Hengky Tarnando (42), merupakan kejadian yang sama sekali tidak pernah saya duga. Karena itu, ketika ia ditangkap dengan tuduhan memiliki narkoba dalam jumlah besar, saya kaget sekali. Tentunya, waktu itu saya merasa amat marah, sedih, dan kecewa padanya.

Alhamdulillah, hanya dalam waktu seminggu setelah penahanan Mas Hengky, saya sudah bangkit dari rasa kecewa. Selama Mas Hengky dipenjara, saya mencoba belajar menjadi orang yang ikhlas.

Memang sulit, tapi saya percaya, pasti ada rencana baik dari Allah kepada keluarga kami, di balik peristiwa ini. Ketika badai besar perkawinan ini menimpa, saya tidak pernah mengadu kepada siapa pun. Sebab, menceritakan masalah ini kepada orang lain tidak akan membantu Mas Hengky keluar dari penjara.

Setelah menjalani masa hukuman selama 1 tahun 4 bulan, Mas Hengky berubah menjadi orang yang lebih taat beragama. Selama di dalam penjara, saya memang selalu membawakan buku-buku agama untuknya. Ia juga lebih banyak mencurahkan perhatian kepada keluarga dibandingkan sebelum peristiwa itu terjadi. Karena itu, saya makin percaya, pasti ada hikmah di balik setiap masalah yang menimpa, meski awalnya terasa berat.
Read more

“Saya Persis Seperti Ibu!


Mungkin Anda masih ingat, betapa seringnya dulu, ketika kanak-kanak dan remaja, Anda kesal bahkan memusuhi ibu. Sepertinya, ibu terlalu protektif, cerewet, dan tidak bisa memahami kita. Namun, belakangan, tahu-tahu Anda menyadari, kok, banyak sifatnya yang justru menurun pada Anda. Anda tidak kalah cerewet dan protektifnya pada si kecil, atau sama-sama keras kepala saat menghadapi persoalan pelik. Persis seperti ibu!

Setiap ibu memiliki hubungan dan keterikatan emosi yang unik dengan anak-anaknya. Seperti kata psikolog Dra. Ade Kosala, M.Psi. Keterlibatan emosi dalam hubungan ibu dan anak perempuannya memang lebih tinggi, ungkap Ade.

Nancy Friday, feminis dan penulis buku-buku psikologi populer dari Amerika, dalam bukunya bertajuk My Mother/My Self: The Daughter’s Search for Identity, mengungkapkan, banyak wanita mengatakan mencintai dan membesarkan anak laki-laki dan anak perempuannya dengan kadar dan cara yang sama. Padahal, tidak sepenuhnya benar, karena menurutnya, ketika memeluk anaknya, laki-laki atau perempuan, seorang wanita akan merasakan banyak emosi. Jika anak itu berjenis kelamin sama dengannya, dia seperti melihat dirinya sendiri.

ANTARA BENCI & CINTA
Tak semua wanita pernah memusuhi ibunya. Malah, ada yang sangat mengidolakan ibu. Tapi, anak perempuan, setidaknya pernah sekali mengalami masa-masa pemberontakan dan berseteru dengan ibu.

Tapi, benarkah ibu bisa membenci anak perempuannya? Menurut Ade, memang, bukan tak mungkin ada seorang ibu yang membenci anaknya.

Sementara, menurut Nancy, rasa cinta dan suka seorang ibu kepada anaknya bisa tak sejalan. Maksudnya, mungkin ibu mencintai anaknya, tetapi bisa saja dia tidak menyukainya. Namun, berdasarkan riset yang dilakukan Nancy, walaupun membenci anaknya, ibu tak akan mudah mengungkapkannya dengan kata-kata.

Di luar kondisi-kondisi abnormal, salah satu akar ketidakcocokan antara ibu dan anak perempuannya sebenarnya sederhana saja: beda karakter. “Setiap manusia membawa sifatnya masing-masing", kata Ade.

ANAK & IBU SAMA SAJA
Selain sifat alami yang dibawa sejak lahir, sifat yang diturunkan orang tua, pengaruh lingkungan, dan pola asuh ikut membentuk sifat dan perilaku seseorang.

Pengaruh pola asuh terhadap sikap dan perilaku juga disinggung Nancy. Dia mengungkapkan, apa yang kita dapatkan dari ibu di masa kecil, memengaruhi hubungan kita dengan pria, seksualitas kita, perasaan sebagai ibu, hingga kemampuan kita bersaing di dunia pria (dan memenangkannya).

Bagaimana ini bisa terjadi? Pola asuh yang diterapkan ibu biasanya tak lepas dari tuntutan tanggung jawab dan norma-norma yang dianutnya. Misalnya, anak perempuan dianggap lebih rapuh sehingga harus mendapat perlindungan ekstra agar tidak mudah terluka.

Anak-anak yang terlalu dilindungi dan tidak terbiasa mendapat tantangan, menurut Ade, pada akhirnya memang tidak memiliki jiwa kompetisi yang kuat. Dan, ini bisa berlanjut hingga dewasa. Karena itulah, kalau dalam dunia kerja, misalnya, Anda mudah menyerah dan mengalah dalam persaingan, bisa jadi, ketika kanak-kanak Anda terlalu dilindungi atau jarang mendapat tantangan.

Bagaimanapun, ibu seperti cermin bagi kita. Memahami hubungan kita dengan ibu adalah awal kita memahami diri sendiri.

femina-online
Read more

Cuti Satu Hari pun Bisa Sangat Berarti!

Kapan terakhir Anda mengambil cuti? Enam bulan lalu? Tahun lalu? Atau, malah sudah beberapa tahun silam? Jika dituruti, pekerjaan memang tidak pernah ada habisnya! Jangan kebablasan hingga bekerja tanpa henti. Ibarat mobil, sesekali perlu diservis agar tak sampai mogok di jalan. Begitu juga Anda, perlu jeda sejenak, agar lepas dari rutinitas sehari-hari. Setelah itu, siap bekerja kembali dalam kondisi segar penuh energi.

AGAR TAK KEHABISAN ENERGI
Bagi mereka yang tergolong gila kerja, cuti sering terlupakan dalam agenda tahunan. Padahal, bila cuti diabaikan, bisa terjadi kejenuhan ataupun kehabisan energi. Yang mengkhawatirkan, bila hal itu terjadi di saat Anda seharusnya memiliki energi ekstra.

Jadi, kalau Anda sudah mulai mengalami keletihan, baik fisik maupun psikis, jangan tunda untuk mengambil cuti. Menurut Yuni Lasti Faulinda, konsultan dari Experd, cuti bertujuan memberi waktu untuk kita beristirahat dan relaksasi, sehingga dapat membangkitkan kembali gairah kerja.

Untuk mengambil cuti tak harus menunggu musim liburan, sebab ritme kerja setiap orang berbeda-beda. Anda sendiri yang paling tahu kebutuhan Anda. Jika rutinitas sudah mulai terasa menjemukan, itu tandanya Anda mulai kelelahan, dan Anda perlu istirahat sejenak untuk mengatasinya.

CUTI EFEKTIF DAN KREATIF
Sebenarnya, tidak ada patokan yang baku mengenai apa yang harus dilakukan saat cuti. Yang penting, bagaimana agar tujuan cuti tersebut, yaitu sebagai sarana relaksasi, dapat tercapai.

Yang perlu diingat, apa pun yang dikerjakan saat cuti, pastikan tidak menambah stres Anda. Umumnya, cuti dimanfaatkan untuk pergi berlibur bersama keluarga. Bisa ke luar kota atau ke luar negeri. Waktu cuti juga bisa dimanfaatkan untuk membaca buku-buku guna memperluas wawasan, atau untuk menonton film.

WAKTU TERBAIK UNTUK CUTI
Sebaiknya, jatah cuti tahunan Anda tidak dihabiskan sekaligus dalam satu waktu. Karena, Anda tidak akan tahu apakah Anda akan membutuhkan ‘time-out’ di waktu yang akan datang atau tidak. Anda cukup mengambil separuh dari total jatah cuti Anda. Misalnya, Anda memiliki jatah cuti 12 hari dalam satu tahun. Anda bisa mengambil cuti lima hari, dari Senin hingga Jumat. Sisanya, bisa disimpan untuk digunakan secara sporadis, setiap kali Anda merasa membutuhkan selingan pekerjaan.

Anda juga dapat menciptakan long weekend Anda sendiri. Misalnya, mengambil cuti pada hari Jumat atau Senin, sehingga Anda akan mendapatkan tiga hari libur dalam seminggu, cukup dengan mengambil satu hari jatah cuti.

Lamanya masa cuti tergantung kebutuhan Anda, dan juga kegiatan yang akan dipilih. Perencanaan cuti juga penting. Paling tidak, satu bulan sebelumnya Anda sudah membuat rencana kegiatan yang akan Anda lakukan, apakah Anda memilih wisata bersama keluarga, menekuni hobi, atau yang lainnya. Jadi, saat cuti tiba, Anda tidak bingung dan tidak melewatkan waktu dengan percuma. Sesuai dengan tujuannya, setelah cuti, Anda kembali ke rutinitas pekerjaan dengan semangat kerja yang baru.

femina-online
Read more

Ariel-Luna Kantongi Orang yang Dicurigai


Rabu, 16 Juni 2010 | 00:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus beredarnya video mesum yang diduga dilakoni oleh artis Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari mencengangkan banyak pihak. Hingga kini, penyebar video porno tersebut belum dapat ditangkap.

Padahal, sebelumnya polisi telah mengungkapkan, video tersebut pertama kali diunggah (upload) di Bandung, Jawa Barat, dan Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pihak Ariel dan Luna Maya sendiri mengaku mencurigai beberapa pelaku penyebar video.

"Ada beberapa kecurigaan, ada yang ingin hal ini terjadi, ada beberapa orang yang kami curigai," kata kuasa hukum Ariel dan Luna Maya, Afrian Bondjol, salah satu pengacara dari OC Kaligis Associate, Jakarta, Selasa (15/6/2010).

Namun, Afrian enggan mengungkapkan pihak yang dicurigai sebagai pelaku penyebar video tersebut. Menurutnya, hal tersebut tidak perlu diungkapkan di media.

Lebih jauh Afrian menyayangkan pemberitaan media yang cenderung memojokkan kliennya. Padahal, menurutnya, kliennya itu hanya sebagai korban atas beredarnya video porno ini.

"Klien kami jadi korban di sini. Di UU ITE kan jelas yang dikejar itu si penyebar, yang menggandakan, yang memperjualbelikan, tapi sekarang beritanya kok klien kami yang jadi pesakitan gitu," tegasnya.

Jika merasa menjadi korban, mengapa Ariel tidak lapor polisi? "Ya nantilah, ini kan lagi proses siapa sih pelaku sebenarnya, siapa yang menyebarkan gambar-gambar itu," jawabnya. (ANI)
Read more

Polri "Kuras" Harta Gayus Rp 85 Miliar


Rabu, 16 Juni 2010 | 00:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Harta kekayaan tersangka penggelapan pajak Gayus HP Tambunan senilai Rp 85 miliar habis. Penyidik Direktorat III Tindak Pidana Korupsi dan WCC Bareskrim Polri "mengurasnya" untuk barang bukti dugaan korupsi dan mafia pajak Gayus.

Kepala Divisi Hububungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Pol Edward Aritonang, memastikan, penyidik berhasil menyita kekayaan Gayus senilai Rp 74 miliar. Uang tersebut diletakkan di safety box Bank Mandiri dan hanya Gayus yang dapat membukanya.

"Terdiri dari mata uang asing dan logam mulia," ujar Edward di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/6/2010). Selain menyita Rp 74 miliar itu, penyidik juga menyita harta kekayaan Gayus senilai Rp 11 miliar, bagian dari Rp 25 miliar harta Gayus yang disimpan di 24 rekening yang ada di tiga bank.

Uang Rp 25 miliar itu sempat mengalir ke berbagai pihak setelah Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim kala itu, Brigjen Pol Raja Erizman, mengeluarkan surat penerbitan pembukaan blokir rekening yang menyimpan dana Rp 25 miliar itu.

Sebenarnya, penyidik menemukan uang Gayus kala blokir itu dibuka mencapai Rp 23.325.700.000 dan US $ 502.971.

"Itu terdiri dari beberapa lebar saham yang dibeli kemudian ada disimpan dalam bentuk tabungan, mata uang, valuta asing. Kemudian ada yang di depositokan. Kemudian ada yang di rekening bank dan ada yang juga dalam bentuk dia beli saham," jelas Edward merinci Rp 11 miliar yang telah berhasil disita penyidik. (Vanroy Pakpahan)
Read more

Mi Daging Sapi Bumbu Tauco


BAHAN:
150 g pasta bentuk angel hair*)
Air untuk merebus
2 sdm minyak untuk menumis
200 g bawang bombay, belah 2 membujur, iris tipis
4 buah cabai merah kering, iris tipis
250 g daging sapi cincang
3 sdm taoco
1 sdt tepung maizena, larutkan dalam 100 ml air
1 sdt minyak wijen
1 sdt gula pasir
Sayuran:
300 g wortel, potong bentuk korek api
300 g mentimun jepang, potong bentuk korek api
150 g selada keriting, cuci bersih

CARA MEMBUAT:

* Rebus pasta angel hair hingga matang al dente (10-15 menit). Angkat dan tiriskan. Sisihkan.
* Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan cabai kering hingga harum. Masukkan daging sapi dan taoco, tumis hingga setengah matang.
* Tuang larutan maizena, tambahkan minyak wijen dan gula, aduk rata. Masak hingga mengental. Angkat, sisihkan.
* Penyajian: Bagi pasta angel hair rebus ke dalam
* 6 buah mangkuk saji. Bagi rata sayuran dan daging sapi. Sajikan panas.

Untuk 6 porsi
Kalori per porsi: 277 kal

[Dari femina 36 / 2007
Read more

Perkedel Ikan Saus Cabai


BAHAN:
300 g fillet ikan tenggiri, potong-potong, haluskan
1 sdt kari bubuk
75 ml air es
1 1/2 sdm kecap ikan
1/2 sdt garam
10 lembar daun jeruk purut, iris halus
75 g buncis, siangi, iris halus
Minyak untuk menggoreng

Bumbu, haluskan:
75 g bawang merah
2 cm jahe
3 siung bawang putih
2 batang serai, ambil bagian putihnya
1 sdm daun ketumbar
1 buah cabai merah

Saus, didihkan hingga kental:
2 buah cabai merah, haluskan
2 sdm kecap ikan
50 ml air matang
3 sdm air jeruk lemon
2 sdt gula pasir
3 buah cabai rawit merah, iris halus
1 butir bawang merah, iris halus
1 batang serai, ambil bagian putihnya, iris tipis

Pelengkap:
150 g kentang beku bentuk wafel siap pakai, goreng hingga renyah, tiriskan
100 g buncis mini, siangi, tumis dengan mentega
100 g wortel mini, tumis dengan mentega

CARA MEMBUAT:

* Campur ikan dengan bumbu halus, kari bubuk, air es, kecap ikan, dan garam, aduk rata. Tambahkan daun jeruk dan buncis, aduk rata.
* Ambil 1 sdm penuh adonan, bentuk bulat pipih berdiameter 3 cm. Lakukan hingga adonan habis.
* Goreng ikan dalam minyak banyak dan panas hingga kecokelatan, angkat. Tiriskan.
* Sajikan dengan saus dan pelengkap.

Untuk 6 porsi
Kalori per porsi: 243 kal

[Dari femina 24 / 2007]
Read more
Monday, June 14, 2010 | 8:41 PM | 0 Comments

Sorbet Jambu Merah


BAHAN:
175 ml air
175 g gula pasir
4 buah (900 g) jambu biji merah, buang bijinya, potong-potong ukuran kecil
10 g daun mint, cincang halus
2 sdm air jeruk nipis
60 ml putih telur, kocok kaku
200 ml sirop jeruk kental, siap pakai

CARA MEMBUAT:

* Rebus gula pasir bersama air, aduk rata hingga mengental. Angkat, dinginkan. Simpan dalam lemari pendingin.
* Proses jambu bersama sirop gula dalam blender hingga halus. Angkat, saring, dan buang ampasnya.
* Tambahkan daun mint dan air jeruk nipis, aduk rata, angkat.
* Tuang ke dalam putih telur, kocok hingga rata. Simpan dalam wadah tertutup dalam freezer hingga mengeras.
* Keluarkan adonan dari freezer, proses kembali dalam blender hingga butiran es lebih halus. Simpan kembali dalam freezer hingga mengeras.
* Sajikan dingin dengan siraman sirop jeruk kental.

Untuk 6 porsi
Kalori per porsi: 239 kal

[Dari femina 32 / 2006]
Read more

Bakso Telur Puyuh Pedas


Adonan Dasar - (Bakso Daging Sapi)
Bahan:
500 g daging sapi bagian lemusir, giling
500 g daging sapi tanpa lemak/
sandung lamur, giling
5 siung bawang putih, haluskan
1 sdt garam
1 sdt merica bubuk
300 g tepung sagu, ayak
60 ml putih telur ayam
50 g es batu, hancurkan

CARA MEMBUAT:
• Campur daging sapi, bawang putih, garam, merica, tepung sagu, dan putih telur.
• Proses adonan dengan bantuan food processor hingga halus. Tambahkan es batu jika adonan kurang lemas dan masih sulit dipulung. Angkat. Sisihkan.
• Simpan adonan hingga tahap
pembuatan selanjutnya.

Untuk 1500 g
Kalori per 100 g : 393


BAKSO TELUR PUYUH PEDAS
Bahan:
1/3 resep adonan dasar I
24 butir telur puyuh, rebus
hingga matang, kupas
3 sdm minyak, untuk menumis
75 g kapri, siangi
75 g jamur kancing kalengan, tiriskan
1 sdm asam jawa, rendam dalam 250 ml air panas, remas-remas, saring
1 sdt gula pasir
1 sdt garam
5 lembar daun jeruk purut
4 batang serai, ambil
bagian putihnya, memarkan
50 g kacang mete, goreng, tiriskan
1 sdm daun ketumbar cincang
Bumbu, haluskan:
8 buah cabai merah
1/2 sdt merica butiran
1/2 sdt terasi, bakar
10 butir bawang merah
5 siung bawang putih
Pelengkap:
6 porsi nasi putih

CARA MEMBUAT:

* Ambil 1 sdm penuh adonan dasar I, isi dengan telur puyuh, bentuk bulat, rapatkan. Rebus bakso dalam air mendidih hingga bakso mengapung, angkat. Belah bakso menjadi dua bagian, sisihkan.
* Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan bakso, kapri, jamur, air asam, gula, garam, dan daun jeruk, aduk rata hingga matang. Angkat.
* Taburi kacang mete dan daun ketumbar. Sajikan panas dengan pelengkap.

Untuk 6 porsi
Kalori per porsi: 397

[Dari femina 3 / 2007]
Read more

Skotel Kentang Isi


BAHAN:
2 sdm minyak untuk menumis
100 g (1 buah) bawang bombay, cincang halus
400 g daging sapi giling
200 g jagung manis kalengan, tiriskan
150 g kentang, kupas, potong dadu ukuran 1 cm
100 g tomat ceri merah, belah 4 membujur
100 ml air kaldu daging
1 sdm kecap asin
1 sdt tepung maizena, larutkan dalam 1 sdm air
2 butir telur ayam, kocok lepas
1 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk
1/4 sdt pala bubuk
2 lembar daun bay
400 g kentang, kukus, kupas, haluskan
2 sdm margarin
100 g keju parmesan parut
1 sdm susu bubuk

CARA MEMBUAT:

* Siapkan pinggan oval tahan panas volume 1 L, olesi margarin hingga rata. Sisihkan.
* Panaskan minyak, tumis bawang bombay hingga harum. Masukkan daging, aduk hingga berubah warna.
* Masukkan jagung, kentang, tomat ceri, kaldu, dan kecap asin, aduk rata. Tambahkan larutan maizena, telur, garam, merica, pala bubuk, dan daun bay, aduk rata hingga semua bahan matang. Angkat.
* Tuang ke dalam pinggan, ratakan. Tutup dengan kentang halus, ratakan. Olesi margarin hingga rata, taburi keju dan susu.
* Panggang dalam oven panas suhu 180o C selama 30 menit hingga kecokelatan dan matang, angkat. Sajikan.
Read more

Sandwich Isi Kroket


BAHAN:
Minyak untuk menggoreng
6 buah roti bun kecil, belah 2
1 sdm mentega
100 g daun selada keriting
2 buah tomat merah, iris tipis
1 buah mentimun jepang, iri tipis melintang

Kroket:
150 ml susu cair
1 sdm mentega
75 g tepung terigu
75 g keju parut
100 g daging ayam rebus, cincang
1/2 sdt bawang putih cincang
1 sdm bawang bombay, cincang
1 sdt seledri cincang
1/2 sdt garam
1/2 sdt merica
100 g tepung roti jepang*)
2 putih telur ayam, kocok lepas

Saus, campur rata:
3 sdm mayones, siap pakai
1 sdt mustard
1 sdt air jeruk lemon
3/4 sdt gula bubuk

CARA MEMBUAT:

* Kroket: Jerang susu dan mentega hingga mentega leleh, angkat. Masukkan terigu dan keju, aduk hingga rata. Tambahkan ayam cincang, bawang putih, bawang bombay, dan seledri. Bubuhi garam dan merica, aduk rata. Biarkan hingga adonan dingin dan padat.
* Ambil 2 sdm adonan kroket, pipihkan, bentuk bulat. Gulingkan ke dalam tepung roti, salut dengan putih telur kocok, gulingkan kembali ke dalam tepung roti hingga tersalut rata. Lakukan hal yang sama dengan sisa bahan.
* Goreng kroket dalam minyak banyak dan panas hingga kuning kecokelatan dan matang. Angkat, tiriskan.
* Penyelesaian: Ambil roti bun, olesi mentega dan saus. Tambahkan daun selada air, potongan tomat, mentimun, dan kroket, tutup.
* Sajikan.

*) Tepung roti jepang: Tepung roti yang berwarna lebih putih dari tepung roti biasa dan teksturnya lebih kasar dan besar. Dijual di pasar swalayan terkemuka dan toko bahan makanan Asia. Jika tidak ada, bisa digunakan tepung roti biasa.

femina-online
Read more

Kesulitan Orgasme Harus Diatasi


KOMPAS.com - Meski informasi sudah semakin terbuka, edukasi seks masih saja minim, termasuk bagi pasangan suami-istri. Masih banyak masalah seksual pasutri yang tak terungkap. Salah satu masalah yang masih sering dialami adalah kesulitan orgasme pada perempuan.

Kultur yang menganggap seks tabu dibicarakan menghambat komunikasi pasutri. Akhirnya kebutuhan istri dan suami sulit terpenuhi karena seks dianggap pemenuhan kebutuhan biologis semata. Padahal kepuasan hubungan seksual pasutri mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, menjelaskan perempuan dikatakan sulit orgasme jika terjadi dalam sebagian besar hubungan seksual. Jika hanya terjadi sesekali, ini bukan menjadi masalah.

Bahkan penelitian tahun 2000 menyebutkan bahwa 53 persen perempuan tidak pernah orgasme pada tahun pertama perkawinan.

Hambatan orgasme dipengaruhi beberapa hal, jelas Prof Wimpie dalam talkshow "Kebahagiaan Seksual Semu Ereksi Sub-Optimal" di Jakarta, beberapa waktu lalu. Di antaranya masalah yang disebabkan oleh pria, serta faktor psikis dan gangguan pada perempuan.

Masalah pada pria
Ereksi pada pria ada skalanya. Kesulitan ereksi secara optimal akan mempengaruhi kepuasan hubungan seksualnya. Begitupun dengan posisi hubungan seks, yang sebaiknya lebih diperhatikan pasangan, terutama pria. Pria perlu mencari titik peka perempuan dengan variasi posisi agar hubungan seks bisa lebih efektif bagi perempuan.

Psikis perempuan
Hambatan psikis dipengaruhi perjalanan sebelumnya. Trauma masa lalu bisa menimbulkan kesulitan orgasme pada perempuan. Karena itu konseling mengenai psikis perlu dilakukan. Pasutri juga perlu mengkomunikasikan masalah psikis bersama.

Gangguan pada perempuan
Kesulitan orgasme juga perlu ditelisik dari sisi perempuannya. Apakah ada gangguan hormon atau saraf yang mempengaruhi hubungan seksual.

Bahayanya, banyak pasutri tidak menyadari bahwa masalah ini bisa diatasi. Prof Wimpie mengatakan masih banyak yang mengira masalah seperti ini alamiah.

"Edukasi tentang seks masih kurang, inilah yang menyebabkan banyak orang tidak mengetahui bahwa gangguan seks bisa diatasi," tandasnya.
Read more

Bebek Panggang Bumbu Petis


Belakangan olahan daging bebek semakin banyak ditemui. Tidak melulu digoreng dengan bumbu kunyit khas bebek goreng di Surabaya atau bebek Peking, tetapi ada juga yang dibakar. Baik dengan bumbu kemiri, bumbu rica-rica, atau olesan madu.

Daging bebek dikenal dengan aromanya yang amis dan tekstur daging yang keras dibanding jenis unggas lainnya. Itulah yang membuat orang jadi enggan mengolahnya. Daging bebek pun menjadi pilihan kedua setelah daging ayam.

Padahal, di Bukittinggi masakan berbahan daging bebek seperti gulai bebek hijau atau rendang bebek menjadi menu andalan di acara-acara khusus, seperti pernikahan, pemilihan datuk, atau sunatan. Semua tergantung dari teknik pengolahan yang tepat. Daging bebek bisa menjadi sajian yang empuk dengan rasa menggoda.

“Keunggulan daging bebek rasanya lebih gurih dibanding daging ayam, lemaknya kan banyak juga,” kata Yuliyanto, Chef Hotel Ibis Surabaya Rajawali. Lebih baik pilih daging bebek yang tidak terlalu tua atau muda.

Chef asal Jogjakarta ini mengolah daging bebek dengan cara di-ukep dan panggang. Namun, menurut Yuliyanto justru dua teknik memasak itu yang membuat daging bebek yang alot jadi empuk. Berbeda dengan daging ayam yang lebih lunak teksturnya, jadi mudah hancur kalau diukep dan dipanggang.

Untuk bumbu, Yuliyanto menambahkan ebi dan petis dengan bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, dan garam yang sudah dihaluskan. Saat bumbu ditumis, irisan serai dimasukkan bareng santan.

“Ebi dan petis sudah dikenal orang Jawa Timur, saya tambahkan supaya bumbunya lebih mengena selera orang lokal,” terang Yuliyanto. Jangan dikira petis membuat bumbunya berwarna hitam, sebaliknya warnanya merah karena paduan cabai merah dan cabai rawit.

Daging bebek dimasukkan dalam bumbu dan biarkan dalam keadaan tertutup selama 10 menit. Pakai api kecil agar bumbu kian meresap dan daging menjadi empuk.

Nah, setelah matang daging bebek ini hidangkan dengan nasi putih panas dan kangkung dikukus. Aroma serai dalam bumbu sangat kuat, begitu menyentuh lidah, bumbu bebek panggang saus rajawali ini justru seperti masakan India. Rasanya pedas sekaligus segar karena disantap dengan kangkung kukus.

Sosis dan Es Klamud
Kudapan gurih dan minuman segar tentu menjadi pasangan serasi nasi panas dan bebek panggang saus rajawali. Yuliyanto menyajikan kudapan berupa sosis solo dan minuman es kelapa muda sirup stroberi.

Kulit sosis solo dibuat dengan mencampurkan 200 gram tepung sagu dan lima butir telur. Hasilnya, kulit jadi lebih kenyal dan tetap kuat membalut adonan daging sapi dan abon sapi.
“Kulit sosis solo sebenarnya dibuat dari tepung terigu, tepung sagu, dan telur. Tetapi dapat pula dibuat hanya dengan tepung sagu dan telur,” kata Yuliyanto.

Sedangkan abon sapi dipakai sebagai bahan tambahan isi bersama daun bawang dan bawang bombay, karena abon memiliki rasa khas.

Melengkapi semua hidangan tersebut, segarnya es kelapa muda stroberi (es klamud) hadir dengan rasa manis asamnya. Rasa stroberi tidak dibuat dari sirup saja, tetapi juga buah stroberi segar.

“Sirup dan buah stroberi diblender kemudian dicampur dengan kerokan daging kelapa muda,” jelas Yuliyanto. Kalau kurang manis dapat ditambahkan gula ke dalam racikan es klamud, kemudian beri bongkahan es.
Read more

Tampilan Beda Camilan Lokal


Pastei Londo dan Frikadel VOC

Sugeng rawuh poro tamu. Demikian tulisan yang saya baca di sebuah stan Waroeng Ba-be. Stan ini berada di antara ratusan stan lain di ajang Malang Kembali Festival Tempo Doeloe. Di bagian depan, saya membaca menu Pastei Londo dan Frikadel VOC. Seperti apakah menu ini?

Di hari terakhir penyelenggaraan tradisi tahunan Kota Malang, Minggu (23/5) ini, stan Ba-be yang terletak di sisi ujung utara Jl Ijen ini termasuk yang ramai dimasuki pengunjung. Selain tempatnya tertata apik dan nyaman, banyak barang unik yang dipajang dan serba kuno. Sebut saja sepeda onthel, mesin ketik, gramofon, aneka foto, pernik-pernik interior, termasuk perabot.

“Suasana tidak saja mengacu pada Malang Tempo Doeloe, tapi memilik Ria Jenaka juga memang pecinta barang-barang antik,” jelas tuan rumah warung, M Sifak Ardiayansyah.

Di antara sederet menu, Sifak menyodori dua menu favorit, yakni Pastei Londo dan Frikadel VOC. Menu in terdengar ‘berbau’ berbau Londo. Tapi setelah dijelaskan, agaknya saya sedikit tertipu.

Nama menu itu ternyata hasil modifikasi dari menu yang telah ada. Jika Pastei Londo mengacu pada samosa, yakni martabak khas Timur Tengah tapi sudah lama beradaptasi dengan lidah lokal, sedangkan frikadel VOC tak ubahnya berkedel atau kroket.

Ah, bagaimana pun sebuah kreativitas harus tetap dihargai. Rasa Pastei Londo lebih lembut atau tidak menyengat sebagaimana Samosa. Sebagaimana Samosa, Pastei Londo menggunakan kulit lumpia untuk menutup isinya.

Aroma kunyit yang menjadi ciri khas tetap dipertahankan, sedangkan isinya terdiri dari kentang, daging cincang, dan ayam. Ini berbeda dengan samosa yang biasanya diisi dengan daging kambing. Atau ada pula yang memodifikasinya dengan jamur kancing.

Yang khas dari Pastei Londo ataupun samosa, adalah bentuknya yang segitiga, yakni hasil lipatan menyudut kulit lumpia. Sementara soal bahan dasar, Pastei Londo tetap senada dengan samosa, seperti menggunakan kunyit, ketumbar, daun bawang, jahe, kemiri, dan bumbu kari. Hal inilah yang membuat rasanya tetap gurih.

“Agar aroma bumbunya keluar, Pastei Londo harus digoreng garing dengan api sedang. Minyak dari bumbu karinya juga akan keluar sehingga menambah cita rasa. Ketika digigit terasa krispinya ,” kiat Sifak.

Sementara Frikadel VOC jenis makanan yang ‘ringan-ringan berat’. Maksudnya, berupa camilan tapi mengenyangkan karena full terisi kentang.

Apa bedanya dengan kroket? “Bumbunya diresapkan pada kentang. Jadi tidak ada isi, seperti umumnya kroket yang berisi irisan wortel dan ayam. Menggorengnya juga tanpa dioles telur, tapi sedikit ditaburi tepung panir (roti) ,” tukas Sifak.

Frikadel VOC terasa gurih di lidah. Karena mengacu pada nama frikadel (Bahasa Belanda, berarti berkedel) bentuknya tidak seperti perkedel umumnya yang bulat pipih. Sebagaimana frikadel yang ada di Belanda, bentuknya silinder.

“Selain kentang, biasanya kami isi dengan daging. Khusus dalam acara Malang Kembali, kami menghadirkan rasa yang sedikit minimalis. Harganya pun murah meriah, cukup Rp 1.000 per buah,” jelas Sifak.

Sebenarnya, tidak hanya Pastei Londo dan Frikadel VOC yang ‘diturunkan’ dari resep yang ada. Waroeng Ba-be adalah milik juragan Sifak, bernama Vicky Nugrahawan Affandi. Selain membuka stan di gelaran Malang Kembali, warung ini lebih dulu dibuka di daerah Batu.

DITEMANI 'MOBIL' - Pengunjung tengah bersantai menikmati makanan di stan Waroeng Ba-be dalam acara Malang Kembali Festival Tempo Doeloe, menu Pastei Londo menjadi menu favorit pengunjung. Gelaran Malang Kembali berakhir hari ini, Minggu (23/5).

Jelas Sifak, Ba-be tak hanya berinovasi dengan makanan, tapi termasuk minuman. Sebut saja minuman Sekar Jagat, Wedang Nogo Sosro, Lintang trenggono, atau Sido Luhur.

“Sebelum dijual, resep itu kami tes dulu, termasuk mencari penamaan yang tepat. Yang jelas mengacu tempo dulu dan dunia wayang,” imbuhnya.

Selain dihadirkan di Waroeng Ba-be, menu-menu unik ini juga ada di Kafe Ria Djenaka yang terletak di Jalan Bandung. Yakni kafe Jadul tapi dikonsep untuk kalangan anak muda.

“Biar anak muda tetap gaul, tapi tetap tahu dengan tradisi dan budaya kita,” tegas Sifak soal konsep kafe ini.

surya.co.id
Read more

Angkringan Mercon Jogya


Tongkrongan ala Wong Klaten

Warung disukai karena suasananya yang nyaman, harga makanan dan minuman terjangkau, dan ragam kudapannya banyak. Ada banyak jenis warung di negeri ini, tergantung dari jenis makanan dan cara penyajiannya. Warung hik atau angkringan yang sangat dikenal di Jawa Tengah, kini bisa ditemui juga di Kota Surabaya.

warung hik atau angkringan ini membuat suasana malam hari di Jawa Tengah dan Jogjakarta lebih hidup. Bukan terkait urusan dunia gemerlapnya, tetapi bagaimana masyarakat di daerah tersebut menjalin keakraban di warung-warung yang biasa berada di pinggir jalan itu.

Semua warung ini mulai buka ketika hari menjelang malam. Penerangan lampunya juga temaram, membuat warung hik jadi tidak terlalu mencolok di mata pengguna jalan. Namun, sangat nyaman untuk ngobrol sembari menikmati hidangan hangat, entah duduk di bangku kayu atau lesehan beralaskan tikar.

Suasana ini yang tengah dikenalkan Nety Retnoningsih, 27. Gadis ini memutuskan untuk mencoba mengelola angkringan karena belum ada konsep serupa di Surabaya. Sejak 1 Agustus 2009, Nety memulai usaha angkringan di kawasan Nginden. Kemudian pindah ke Jl Jemur Andayani. Hingga pada 7 Mei hingga sekarang, pindah ke lahan depan apartemen Metropolis, Jl Raya Tenggilis.

Angkringan Mercon Jogja, begitu nama warung hik, menawarkan jenis makanan dan minuman yang sama seperti warung hik di Jogjakarta dan Solo. Nasi dibungkus kecil dengan ragam lauk disebut sego kucing. Karena ukurannya yang kecil maka nasi bungkus ini diberi nama sego kucing, cukup empat suap, hap, nasi langsung habis.

“Isinya macam-macam, ada lauk sambal teri, oseng tahu tempe, sambel tongkol, dan bihun,” ujar Nety. Biar tidak salah ambil, setiap lauk diberi penanda. Nasi lauk sambal teri diberi karet dua, oseng tahu tempe karet satu, sambal tongkol ada lapisan daun, nasi bihun tidak ada daun dengan karet satu dililitkan dua kali.

Meski nasinya sedikit, tetapi rasa bumbu dan sambalnya benar-benar pedas menyengat, terutama sambal teri. “Rasa pedas ini yang mengilhami nama angkringan, Mercon Jogja,” ungkap Nety sambil tertawa.

Untuk urusan masak, Nety menyerahkan kepada si juru masak, Diah Sriwahyuni. Modifikasi rasa dilakukan supaya lebih menarik pembeli. Pertama, jenis makanan hanya berupa baceman dengan rasa manisnya, misalnya, tempe bacem, tahu bacem, dan telur puyuh bacem.

“Tetapi, saat ini disesuaikan dengan selera orang Surabaya yang suka makanan pedas, jadi bumbu bacem diberi cabai sedikit,” kata Nety yang juga berprofesi sebagai karyawati Nutrifood ini.

Bau Arang Sedapkan Rasa

Semua makanan yaitu sego kucing, sate telur puyuh, sate ampela hati, sate usus, tahu dan tempe bacem, tempe mendoan, ote-ote, ceker ayam, kepala ayam, dan sayap ayam diletakkan di gerobak jati yang dipesan langsung dari Klaten. Pada salah satu sisi gerobak disediakan angklo untuk menghangatkan air dan membakar makanan.

Oh ya, ada yang khas dengan warung hik. Semua makanan kecuali sego kucing, sebelum dinikmati harus dibakar dulu di atas arang panas. Tidak sampai menghitam, hanya untuk menambah aroma rasa saja. Jadi, makanan akan selalu hangat ketika disantap.

Makanan hangat ini lebih pas ketika ditemani minuman yang juga menghangatkan tubuh. Seperti teh hangat, jeruk hangat, kopi susu, wedang jahe, susu jahe, dan kopi jos. Bagi pembeli yang merasa gerah dengan cuaca Surabaya, bisa memilih es teh, es jeruk, dan es susu.

Kopi jos ini juga berbeda dengan kopi lainnya karena setelah dibuat, sebuah pecahan arang panas dimasukkan ke dalamnya. Nama jos diambil karena suara yang ditimbulkan ketika arang panas menyentuh cairan ‘josss’.

Sama halnya dengan rasa teh seduhnya. Wangi, segar, dan agak sepert di lidah. Mungkin karena proporsi kekentalan tehnya. “Seluruh makanan dan minuman dijual dengan harga berkisar Rp 1.000 - Rp 2.500,” kata Nety.

Perempuan asal Ngawi ini dulu sering ke Jogjakarta. Maka dia mengerti apa saja yang seharusnya ada di angkringan ala Jawa Tengah-an ini. Usaha angkringan dimulai dengan modal awal Rp 6 juta - Rp 7 juta dan kembali setelah tiga hingga empat bulan berjualan.
Read more

Tuna, Jamur dan Terang Bulan


Jajanan Malam Hari di Ujung Surabaya

Variasi makanan dibuat untuk dua tujuan. Selain memperkaya rasa, juga menjadi jalan keluar persaingan ketat usaha makanan. Kedua tujuan tersebut diadopsi Muswargiyo, 39, untuk menjalankan Mustika, kedai penjual martabak telur dan martabak manis atau terang bulan, di kawasan Jl Indrapura, Perak, Surabaya.

Nama kedainya mungkin tidak setenar Holland, sebagai pionir bisnis jajanan khusus untuk martabak telur dan terang bulan yang dikelola secara profesional di Surabaya. Sayangnya, tidak semua orang dapat merasakan olahan Holland. Harga menjadi masalah di sini.

Namun, ada solusi. Banyak di pinggiran jalan Kota Surabaya bertebaran penjual martabak telur dan terang bulan. Bahkan salah satu taman kota menjadi pusat penjualan kedua jenis camilan ini.

Mustika mungkin bukan nama kedai yang tenar. Meski makanan yang dijual juga serupa. Tempatnya di Jl Indrapura, tepatnya di depan Kantor BCA, sisi kiri dari Gedung DPRD Jatim. Kedai ini dapat dijumpai mulai pukul 16.00 WIB - 24.00 WIB. Kecuali saat rezeki nomplok, Mustika lebih cepat tutup dari waktu yang ditentukan.

Apa istimewanya? Kedai milik Muswargiyo ini berjualan martabak telur dengan ragam isian dan terang bulan tipis yang crispy. “Saya ingin memiliki usaha makanan, pilihan jatuh pada martabak telur dan terang bulan karena masih disukai masyarakat untuk camilan,” tutur Muswargiyo.

Supaya tidak biasa, Muswargiyo membuat variasi isian. Seperti umumnya martabak telur, isian berupa daging sapi yang dicampur dengan keju. Selain itu ada juga isian berupa kornet, jamur, sosis, dan ikan tuna. “Belum banyak memang kedai martabak telur kaki lima yang pakai ikan tuna dan jamur untuk isian. Saya sih dapat idenya dari internet dan baca majalah masakan, lalu saya coba jual di sini,” ucap lelaki asli Jember ini.

“Pembeli jadi tidak bosan dengan pilihan daging sapi saja,” imbuh Hariyati, 32, adik Muswargiyo. Bersama Hariyati ini, Muswargiyo mengelola kedai Mustika. Kadang-kadang juga dibantu istrinya. Pelanggannya ada juga dari Madura dan Sidoarjo.

Ikan tuna atau jamur paling disukai selain daging sapi. Bahan tersebut diiris terlebih dulu sebelum dikocok dengan telur, merica, bawang putih, bumbu penyedap, garam, dan irisan daun bawang. Adonan tersebut dituangkan di atas lembar kulit martabak yang sudah dimasukkan di atas wajan penggorengan berisi minyak panas. Agar tingkat kematangan merata, minyak panas cukup disiramkan berulang kali di bagian atas martabak dengan sutil atau sodet penggorengan.

Martabak telur spesial isi daging sapi dan keju atau paduan keduanya harganya berkisar Rp 21.000 - Rp 29.000. Sedang martabak biasa isi daging sapi Rp 18.000 - Rp 21.000. Martabak istimewa berisi ikan tuna, jamur, kornet, keju, atau sosis, sekitar Rp 30.000 - Rp 34.000.

Terang Bulan Tipis

Membuat terang bulan tipis dibedakan dari ukuran adonan cair yang dituangkan di atas loyang panas. Jika terang bulan normal yang tebal sekitar 300 ml, maka yang tipis hanya 50 ml. “Begitu dituang, loyang langsung diputar-putar, sehingga adonan merata dan hasilnya tipis,” terang Hariyati. Isi seperti meses cokelat, keju, atau wijen ditaburkan langsung di atas adonan yang masih ada dalam loyang. Tujuannya supaya isi lebih lengket.

Nah, begitu warna adonan berubah menjadi kecokelatan, langsung saja Hariyati melipatnya menjadi dua dan mengambilnya dari loyang. Tidak berlama-lama, dia memotong terang bulan tipis itu menjadi beberapa bagian mirip crakers. “Adonannya tipis jadi perlu langsung diiris, kalau terlalu lama terpapar udara jadi keras dan sulit dipotong,” ucap Hariyati. Terang bulan tipis ini harganya berkisar Rp 15.000-Rp 19.000.

Layanan Siap Antar

Usaha tidak akan jalan jika tidak diimbangi ide baru. Muswargiyo mengakui usahanya masih hitungan ‘kecil-kecilan’. Tetapi, dia niat untuk memberi layanan lebih kepada pembelinya. Mustika dapat memenuhi layanan siap antar atau delivery. Jika berjarak tiga hingga empat kilometer tidak dikenai ongkos kirim, tetapi ongkos dibebankan kalau jaraknya lebih dari empat kilometer.
Dalam sehari, Muswargiyo membutuhkan lima kilogram tepung terigu untuk membuat adonan martabak telur dan terang bulan. Ketika mencoba rasa baru, pasti ada percobaan terlebih dulu. Tetangga dan keluarga menjadi pengincip setianya.

Sebelumnya, Muswargiyo mengelola usaha jasa angkut bersama kakak lelakinya. Karena banyak memiliki waktu luang, maka dia berusaha mencari usaha lain berupa kedai martabak telur dan terang manis Mustika.

surya,co.id
Read more

Menanti Pendidikan Bangkit

Ario Djatmiko
Pendidik dan Praktisi Medi
s

Tampaknya wajah pendidikan negeri ini tidak ceria. Lebih dari satu juta “penganggur bergelar” berkeliaran di negeri ini (Kompas, 10 Oktober 2009). Jumlah yang fantastis, setara dengan sepertiga jumlah penduduk Singapura.

Terbukti, dunia pendidikan tinggi (PT) kita tidak mampu menyiapkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Keliru kalau bersikap stigmatis dalam menilai pendidikan di negeri ini. Tentu masih ada PT yang baik bahkan mungkin teramat baik. Akan tetapi, fakta jelas menunjukkan, lebih banyak PT yang menyesatkan ketimbang yang dapat diandalkan. Ironisnya, setiap tahun anak-anak terus membanjir menuju PT padahal orang tua tahu ada benang kusut menanti di sana.

Ken Kox mengingatkan, a problem clearly stated is a problem half solved. Benar, dalam menyelesaikan masalah (baca: yang kompleks) mulailah dari akar pemasalahannya. Perih melihat kenyataan bahwa saat ini hampir seluruh umat di bumi ini menyembah pasar. Di sana berlaku logika supply and demand. Hak kepemilikan dan kebebasan memilih sepenuhnya harus dilindungi. Semua itu membawa persoalan di pasar.

Paul Krugman tahun 1997 menulis teori sederhana, The Accidental Theory. Dia memberi perumpamaan, satu negara memproduksi barang A sebanyak 60 juta. Jika untuk memproduksi barang A diperlukan 60 juta karyawan dan dua hari kerja, maka akan terdapat 60 juta x 2 hari kerja = 120 juta “men-days” kerja. Bila kemudian teknologi dapat menemukan cara memproduksi A menjadi hanya satu hari, apa yang akan terjadi? Pertama, supply akan meningkat mengikuti demand, misalnya, produksi akan meningkat menjadi 80 juta barang A. Kedua, terjadi masalah pada tenaga kerja. Jumlah men-days kerja akan menurun dari 120 juta menjadi 80 juta men-days kerja. Terjadi pengurangan tenaga kerja atau pengurangan jam kerja. Ketiga, karyawan yang tersisa harus mengikuti training teknologi baru.

Jelas, perkembangan teknologi membawa perubahan peta pasar kerja yang amat bermakna. Awalnya negara diuntungkan dengan meningkatnya produksi sebanyak 33,3 persen. Akan tetapi, negara akan segera dihadapkan pada dua problema serius: mencari jalan keluar untuk hilangnya 40 juta men-days kerja dan menyediakan training khusus untuk tenaga kerja yang tersisa. Ini bukan hal mudah. Teori Krugman tampaknya berguna untuk batu pijakan menyusun langkah ke depan.

Pendidikan Berada di Hulu

Hadirnya era informasi membuat situasi menjadi teramat kompleks. Ibarat Tsunami, produk baru terus membanjiri pasar. Allan Greenspan menyebut turbulence era, ditandai dengan perubahan di segala bidang dengan kecepatan tak terbayangkan. Beberapa produk mungkin akan menjadi pemenang, tetapi lebih banyak yang musnah. Benar, pasar telah menjadi arena hiperkompetisi yang teramat kejam. Pasar memaksa untuk terus mengubah diri dengan kecepatan tinggi. Dalam situasi seperti ini apa yang terjadi di pasar kerja? Teori Krugman kini menjadi tidak sederhana lagi.

Mata rantainya jelas: produk baru adalah hasil dari teknologi. Teknologi berawal dari inovasi dan kreativitas dan pengetahuan bersumber dari pendidikan. Jelas, badai bermula dari meledaknya teknologi yang notabene bersumber di pendidikan. Era knowledge economy telah hadir dan tidak ada lagi bangsa yang survive tanpa mempunyai akses keilmu-pengetahuan. Itulah cermin wajah negeri ini yang tak kunjung henti menjadi bulan-bulanan negara lain.

Memutus Rantai

Andreas Schleicher menulis, di Newsweek 17 Agustus 2009: Ongkos gagalnya pendidikan akan jauh lebih mahal ketimbang krisis keuangan. Itulah yang membuat Obama tetap menyuntik 12 miliar dolar AS untuk pendidikan, saat Amerika jatuh dalam krisis keuangan. Mereka sadar, negara akan kuat bila memiliki tiga hal: stabilitas politik, demokrasi, dan ekonomi yang kuat. Milton Friedman, mengatakan tanpa landasan pendidikan yang kuat, ketiga hal tersebut tidak akan tercapai.

Tengok, bangkitnya ekonomi Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura, RRC, dan banyak negara lain, semua berawal dari bangkitnya dunia pendidikan. Schleicher menambahkan, banyak contoh negara yang harus membayar teramat mahal atas kekeliruan mengelola pendidikan di negaranya. Apakah bukan situasi itu yang dihadapi selama ini?

Percuma berusaha membersihkan air kotor di hilir kalau sumbernya ada di hulu. Rantai harus segera diputus. Peran negara amat jelas, menjamin kualitas pendidikan dan menjamin akses pendidikan untuk rakyat. Saya pernah membaca iklan PT luar negeri yang mencemaskan There is no education without global standard. Benar, pendidikan adalah suatu yang all or none. Artinya, tanpa kendali mutu, pendidikan hanya akan menyesatkan saja. PR kian berat, jarak kualitas pendidikan terasa semakin jauh. Inilah sumber masalah yang membuat negeri ini terus terpuruk. Belenggu harus dilepas!

Saya teringat kata-kata Stiglitz: Kalau ada hal yang paling berarti untuk kehidupan manusia, itu adalah kesempatan kerja. Tampaknya, harapan itu kian menjauh dari bangsa ini. Saatnya kita bertanya di mana peran negara dan masih bisakah kita berharap? n

Lebih banyak PT yang menyesatkan ketimbang yang dapat diandalkan. Ironisnya, setiap tahun anak-anak terus membanjir padahal orang tua tahu ada benang kusut di sana.

Senin, 7 Juni 2010 | 09:16 WIB surya.co.id
Read more

Bercelana Jins Dilarang Masuk Istana Bogor

Bogor - SURYA- Pengunjung “Istana Bogor Open” dilarang mengenakan celana jins, sendal, kaos oblong, membawa tas dan kamera, serta harus berpakaian berkerah dan rapi, kata Koordinator Pendaftaran, Heti Heriyati, Minggu.

“Istana Bogor Open akan digelar Senin (14/6). Pengunjung yang sudah mendaftar di hari pertama diwajibkan melapor 15 menit sebelum jadwal keberangkatan dari kantor DPRD. Yang menggunakan celana jins tidak diperbolehkan masuk,” kata Heti.

Pengunjung diharuskan bercelana kain non jeans dan rok untuk pengunjung perempuan. Tahun lalu, beberapa pengunjung yang tidak mengetahui aturan itu terpaksa mengganti celananya terlebih dahulu baru bisa masuk Istana.

Heti menyebutkan, aturan tersebut ditetapkan oleh penjaga Istana dan sudah sesuai dengan aturan masuk Istana Bogor.

Dia mengatakan, pengunjung yang terlanjur membawa tas dapat menitipkannya ke petugas pengatur kunjungan.

“Kita menyediakan penitipan tas, jadi pengunjung hanya diperbolehkan membawa tas kecil saja,” katanya.

Kunjungan hari pertama Istana Bogor Open diawali pukul 08.00 WIB, sebanyak 250 pengunjung kelompok pertama akan dibawa berkeliling ke dalam Istana selama kurang lebih 15 menit.

Jumlah pengunjung Istana Bogor Open tahun 2010 sebanyak 54.700 orang atau meningkat dari tahun lalu yang mencapai 46.000 lebih.

Sebelum masuk Istana, pengunjung wajib menukarkan formulir pendaftaran dengan tiket di tenda penukaran yang disiapkan di depan Kantor DPRD Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat.

“Para pengunjung akan berkumpul di kantor DPRD sebelum berangkat menuju Istana, lalu berjalan kaki menuju Istana sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” katanya. antnews

Senin, 14 Juni 2010 | 14:19 WIB
Read more

Upload Video di Facebook Makin Jadi Tren

Jakarta- SURYA- Upload video di Facebook kini makin populer. Setengah miliar pengguna Facebook meng-upload 20 juta video setiap bulan, sebagian besar lewat ponsel.

Pengguna Facebook juga menonton 2 juta video setiap bulan, ujar Meredith Chin, juru bicara perusahaan itu.

Josh Wiseman, manager teknik di Facebook mengatakan perusahaan itu melihat peningkatan secara signifikan penonton video di situs itu akibat makin banyaknya video yang dapat dilihat lewat smartphone.

“Trafik video telah meningkat sejak tahun lalu mengingat banyaknya orang yang mengupload video secara langsung dari ponsel mereka,” ujar Wiseman.

Wiseman menjelaskan bahwa di masa lalu, pengguna hanya bisa upload video dari komputer mereka, atau merekam secara langsung menggunakan webcam.

Juli tahun lalu, Facebook telah memperbarui layanan mereka di mana memungkinkan pengguna untuk mengupload video dengan mengirim secara langsung ke situs itu melalui email.

Dan di bulan Agustus, perusahaan telah memperbarui aplikasi iPhone di mana memungkinkan orang untuk merekam dan berbagi video secara langsung dari ponsel mereka.

Setelah munculnya perubahan ini, Facebook mengatakan bahwa upload video telah meningkat dua kali lipat.

Meskipun video masih jauh lebih rendah dibandingkan upload foto, Wiseman mengatakan bahwa Facebook berharap video lewat ponsel dapat terus berlanjut mengingat banyaknya orang yang membeli ponsel yang mampu menggunakan layanan itu.

ComScore melaporkan rata-rata video yang ditonton dari YouTube memiliki durasi sekitar 4,4 menit. Setiap bulan, sekitar 2,5 miliar konten muncul di Facebook. ito/inilah

* Senin, 14 Juni 2010 | 12:34 WIB Surya
Read more

Menemukan sang Ratu Adil

Oleh Ulul Albab

JIKA tidak ada perubahan, hari ini (14/6) adalah batas akhir pendaftaran calon ketua KPK. Jika tenggat terlewati, sementara pelamar yang sudah melengkapi berkas dianggap kurang kredibel, pupuslah harapan atas terbangunnya kewibawaan KPK. Sebaliknya, para koruptor akan berselebrasi karena memiliki harapan baru untuk bisa hidup lebih aman, nyaman, tanpa kekhawatiran.

Panitia seleksi memang tidak kekurangan pelamar. Tetapi, problem yang terkuak saat ini agaknya pada belum munculnya "Sang Ratu Adil" yang di-gadang-gadang (dinanti-nantikan) masyarakat antikorupsi, yang diyakini bisa memperkukuh kewibawaan lembaga KPK di masa yang akan datang. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pelamar yang sudah melengkapi berkasnya, ternyata masih cukup banyak elemen bangsa - yang selama ini konsen pada pemberantasan korupsi- yang menilai sejumlah nama yang dianggap sangat cocok mengisi jabatan sebagai ketua KPK, padahal para "beliau" itu belum kunjung mendaftarkan diri.

Ini dapat dibaca dari munculnya berbagai dukungan dan dorongan kelompok masyarakat. Sebut saja Kaukus Antikorupsi DPD. Kaukus yang beranggota para senator ini mendorong dan mendukung secara resmi senator dari Bali I Wayan Sudhirta untuk maju menjadi calon. Sampai kemarin sudah 66 anggota DPD yang menandatangani dukungan pencalonan I Wayan sebagai calon ketua KPK. Demikian pula Forum Rektor Indonesia (FRI) yang mengusulkan lima nama yang dinilai paling cocok menjadi ketua KPK, yaitu Jimly Asshiddiqie, Saldi Isra, Hikmahanto Juwana, Busyro Muqodas, dan Mahfud M.D.

***

Seleksi administrasi oleh pansel memang belum dilakukan. Tetapi, fenomena munculnya dukungan atas sejumlah nama tersebut cukup dapat dibaca sebagai pertanda bahwa sosok ketua KPK yang akan datang bukanlah sekadar tokoh yang lolos dari proses uji nyali di pansel ataupun di Senayan. Dia haruslah tokoh yang dapat memenuhi harapan masyarakat akan terberantasnya semua jenis korupsi tanpa pandang bulu, jauh sebelum tokoh tersebut mengikuti proses seleksi administrasi di pansel.

Juga tokoh yang keberanian dan kewibawaannya melebihi Kapolri dan Kajagung. Dia adalah juga tokoh yang integritasnya tidak diragukan sepanjang sejarah kehidupannya di masa kini dan masa lalu. Tidak kalah penting, dia adalah tokoh yang bisa membedakan secara jernih antara pengacara dan makelar hukum, serta bersikap sangat tegas terhadap mafia hukum.

Bagi 166 nama yang kebetulan lebih dulu melengkapi berkas ke pansel, fenomena tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga. Mereka mendapat tantangan yang sangat jelas bahwa melamar menjadi ketua KPK berarti menyerahkan seluruh hidup dan pengabdiannya pada harapan kuat masyarakat yang menginginkan Indonesia terbebas dari korupsi. Bahkan, sebelum proses seleksi dimulai, mereka harus sudah mulai belajar membangun diri menjadi sosok yang diidamkan masyarakat, yaitu sosok "sang Ratu Adil." Inilah pekerjaan rumah pertama para pelamar, yakni merealisasikan mimpi menjadi "sang Ratu Adil."

Sejarah pemberantasan korupsi di negeri ini pernah tidak bisa membuktikan bahwa nama besar dan integritas pimpinan lembaga antikorupsi adalah jaminan bagi dilaksanakannya pemberantasan korupsi secara efektif. Ini terjadi di masa Orde Lama. Ketika itu tokoh sekaliber Jenderal A.H. Nasution, Prof M. Yamin, dan Roeslan Abdul Gani (yang ditugasi memimpin lembaga antikorupsi waktu itu) ternyata gagal menjalankan tugasnya.

Sebaliknya, di era reformasi, munculnya tokoh Taufiqurrahman Ruki yang sebelumnya tidak banyak dikenal justru dapat membuktikan bahwa KPK cukup bergigi. Bahkan, saat Antasari Azhar terpilih menjadi ketua KPK, yang sebelumnya tidak sedikit kalangan yang meragukan, toh di bawah kepemimpinan Antasari KPK semakin bernyali (terlepas dari kasus pembunuhan Nasruddin yang melibatkan nama Antasari).

Memang, tidak ada yang salah jika saat ini kita meributkan integritas, track record, dan nama besar tokoh yang akan memimpin KPK. Itu bisa merupakan sebuah pertanda bahwa bangsa ini sangat serius memberantas korupsi, selain dapat menjadi pelajaran bagi para kandidat yang mencalonkan diri untuk berkaca dan berintrospeksi.

Sama juga halnya bahwa tidak ada yang salah jika kita mewacanakan untuk memilih calon ketua KPK dari mantan koruptor yang sudah lama bertobat. Logika yang digunakan adalah menangkap maling dengan memanfaatkan bekas maling yang sudah lama insaf. Hanya, wacana demikian di Indonesia belum populer dan belum cukup jaminan untuk bisa dilaksanakan.

Sesungguhnya wacana seperti ini pernah juga dilontarkan Prof A. Syafii Ma'arif dengan bahasa yang berbeda. Menurut dia, kita perlu tokoh yang "rada gila" untuk memimpin KPK. Orang yang bersih dan berintegritas, tetapi tidak "rada gila" kayaknya tidak akan mampu memimpin KPK di era di mana fenomena Corruptors Fight Back diperkirakan tambah marak dan tambah canggih di masa mendatang. Bagi saya, orang seperti Mahfud M.D., ketua MK, adalah tokoh yang tidak saja bersih, tegas, dan berintegritas, tetapi juga "rada gila."

***

Jadi, -di tengah hiruk pikuk penggembosan KPK (baik secara politik maupun hukum)- bangsa ini harus menemukan satu orang tokoh superhebat untuk menjadi ketua KPK. Artinya, perlu diwaspadai jangan sampai perdebatan mengenai sosok yang cocok menjadi ketua KPK disusupi agenda terselubung. Jadi, kerja pansel ini adalah kerja besar. Bukan sekadar memilih, tetapi yang lebih penting "menemukan".

KPK kini dirundung masalah. Di tengah sibuk-sibuknya persiapan seleksi calon ketua KPK, KPK dihadapkan pada permasalahan kasus SKPP Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah, yang cukup mengancam efektivitas kerja lembaga KPK. Ini berarti siapa pun nanti yang terpilih dan diumumkan sebagai ketua KPK, pada 22 Juni atau 23 Juni 2010, pastilah dia tidak saja akan menjadi orang supersibuk, tetapi juga orang yang harus superhebat. (*)

*) Dr Ulul Albab, rektor Universitas Dr Soetomo Surabaya, penulis sejumlah buku masalah korupsi.
Senin, 14 Juni 2010
Read more

Ban Pecah, Truk Tabrak 8 Kendaraan, 7 Tewas


Diduga karena Rem Blong dan Ban Pecah

SEMARANG - Tujuh tewas serta 14 orang lainnya mengalami luka ringan dan luka berat gara-gara kecelakaan secara karambol di Jalan Perintis Kemerdekaan, persisnya di depan Terminal Banyumanik, pukul 07.30 kemarin (13/6). Penyebab kecelakaan diduga truk pengangkut pasir yang melaju dari arah Ungaran, Kabupaten Semarang, menuju Kota Semarang, mengalami rem blong dan pecah ban sehingga oleng.

Truk kemudian menabrak Honda Genio H 7456 KG yang melaju dari arah berlawanan hendak berbelok ke Perumahan Diponegoro, Banyumanik. Setelah menghantam Genio, truk Hino H 1537 LE itu menabrak 8 kendaraan lainnya. Akibatnya, satu keluarga yang menumpang Genio tewas di lokasi kejadian. Bodi mobil hancur berkeping-keping. Sedangkan 14 orang yang lain terluka berat dan ringan. Korban tewas maupun yang terluka dievakuasi ke RSUP dr Kariadi, RS Banyumanik, dan RS Elisabeth Semarang.

Kecelakaan tersebut menyebabkan kemacetan panjang dari Ungaran-Semarang hingga 7 jam lebih. Hingga tadi malam, arus lalu lintas masih tersendat di jalur selatan yang menghubungkan Semarang-Solo-Semarang-Jogja tersebut.

Korban tewas yang menumpang mobil Honda Genio itu warga Perumahan Diponegoro VI/68 RT 5/6, Banyumanik. Mereka adalah Khaerul Soleh, 46, dan Istiqomah, 48 (istri Khaerul), serta dua anak mereka, Raisya Iftika Kairina, 19, dan Salman M. Hasbi, 13.

Korban tewas yang lain adalah Djoko Wasid, 52, dan Endang Sri Sulistyowati, 49. Keduanya warga Banjardowo, Genuk. Djoko dan Endang merupakan suami-istri yang berkendara Daihatsu Zebra H 8658 WA. Satu lagi korban tewas, yakni sopir truk penyebab kecelakaan bernama Jumadi, 58. Dia warga Jalan Gajah RT I/7, Kabupaten Demak. Jumadi meninggal sesaat setelah dirawat di RS Elisabeth. Sedangkan 14 orang korban luka dirawat di UGD RS Banyumanik, RS Elisabeth, dan RSUP dr Kariadi.

Informasi yang dihimpun koran ini di lapangan menyebutkan, kecelakaan terjadi diduga karena rem truk Hino yang disopiri Jumadi itu blong. Truk yang melaju kencang tersebut menghantam Honda Genio yang dikendarai keluarga Khaerul.

Mengapa Genio yang ditumpangi Khaerul sekeluarga bisa terhantam truk pengangkut pasir itu? Rupanya, pada saat truk melaju kencang, Genio milik Khaerul akan berbelok ke kanan (dari arah Semarang) ke perumahan yang ditempati korban. Seperti diketahui, Perumahan Diponegoro tidak jauh dengan lokasi Terminal Banyumanik. Sejajar dengan terminal.

Dihantam truk yang melaju kencang, mobil Khaerul terbalik dan berguling sekitar empat kali ke utara. Genio baru berhenti setelah membentur tiang reklame di dekat tiang lampu lalu lintas di Jalan Karangrejo depan Terminal Banyumanik. Kondisi mobil terbelah dua.

Sementara truk terus melaju dan menabrak Daihatsu Zebra H 8658 WA yang dikendarai Djoko-Endang. Mobil Daihatsu hancur. Djoko-Endang tewas. Sedangkan dua anaknya selamat. Yakni, Suastika Dewi Setyaning, 22, dan Suastika Aulia Rahma, 8.

Berikutnya, truk menabrak angkot H 1172 DC, Mitsubishi pikap L300 H 1882 NC, Toyota Vios B 2075 SH, sepeda motor Honda Supra K 4018 PF, Toyota Innova H 8644 EG, dan truk Hino H 1806 EG. Saat ditabrak, semua kendaraan sedang melaju karena lampu pengatur lalu lintas di samping Terminal Banyumanik menyala hijau. Ketika itu, arus lalu lintas padat merayap.

Saksi mata di lokasi kejadian, Dodok, 26, tukang ojek, menuturkan, ketika itu kondisi jalan raya ramai. Sopir truk Hino, Jumadi, berusaha menginjak rem untuk mengendalikan laju truk. Namun, diduga rem truk blong. Pada saat bersamaan, ban depan kanan truk meletus. Truk oleng dan menabrak delapan kendaraan. (mg6/isk/jpnn/c4/iro)
Read more

Presiden SBY Diminta Turun Tangan dalam Kasus Dua Pimpinan KPK

Selesaikan Kasus SKPP Bibit-Chandra

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta turun tangan dalam kasus dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah. Hal itu ditujukan untuk menghindarkan terjadinya jeda pemberantasan korupsi karena status tersangka yang disandang Bibit dan Chandra.

Ketua Pusat Kajian Antikorupsi UGM Jogjakarta Zainal Arifin Muchtar menyatakan, saat ini, yang perlu menjadi perhatian adalah menyelamatkan KPK. ''Jangan sampai ada jeda pemberantasan korupsi, (KPK) tidak bisa bekerja karena orangnya (pimpinan, Red) tidak cukup," katanya kepada Jawa Pos kemarin (12/6).

Saat ini, praktis hanya tersisa dua pimpinan KPK yang bisa menangani perkara. Yakni, M. Jasin dan Haryono Umar. Sementara itu, berdasar kesepakatan para pimpinan lembaga superbodi tersebut, Bibit dan Chandra tidak diperbolehkan melegalisasi penanganan perkara maupun penentuan kebijakan di KPK karena berstatus tersangka.

Menurut Zainal, presiden bisa memainkan peran dengan mendorong penyelesaian yang cepat atas perkara Bibit-Chandra. Yakni, meminta Mahkamah Agung (MA) untuk mempercepat diputusnya PK atas pembatalan SKPP (surat ketetapan penghentian penuntutan) Bibit-Chandra jika sudah diajukan Kejaksaan Agung. ''Presiden bisa memohon kepada kekuasaan peradilan untuk segera memutus perkara itu,'' ujarnya.

Dia menegaskan, langkah tersebut bukan merupakan bentuk intervensi presiden. ''Intervensi itu kalau minta putusannya apa. Tapi, ini memohon agar (perkaranya) cepat diputus. Siapa saja bisa saja minta seperti itu,'' ungkap Zainal.

Apa pun putusannya, itu merupakan kewenangan MA sebagai lembaga peradilan tertinggi. Bagaimana jika MA menolak PK tersebut? Zainal menuturkan, presiden bisa bersiap-siap dengan mengeluarkan abolisi.

Upaya PK yang diajukan Kejagung atas perkara Bibit-Chandra menuai kekhawatiran beberapa pihak. Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai upaya PK itu rentan disusupi persekongkolan politik. Upaya PK justru akan melemahkan KPK.

''Persoalan PK bagi kami bukanlah masalah teknis hukum semata. Tapi, apakah PK akan menjadi salah satu cara untuk melemahkan KPK. Itu masalahnya,'' tegas peneliti hukum ICW Febri Diansyah.

Upaya PK, lanjut dia, bisa diartikan sebagai siasat untuk melemahkan, bahkan menyandera, lembaga antikorupsi tersebut. Pasca putusan banding PT DKI atas SKPP Bibit-Chandra, status keduanya bisa dikatakan menggantung hingga akhirnya kembali menjadi tersangka.

Febri menambahkan, upaya PK tidak menunda eksekusi, yakni proses sidang. ''Jadi, kita harus curiga terhadap kemungkinan adanya kepentingan politik di balik upaya penghancuran KPK,'' ujarnya.

Dia juga menuding presiden sudah gagal dan komitmen pemberantasan korupsinya diragukan. ''Justru ini yang penting, presiden gagal dan komitmennya (terhadap upaya pemberantasan korupsi) diragukan,'' imbuh lulusan Fakultas Hukum UGM tersebut.

Sementara itu, sesuai kesepakatan, Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M. Jasin dan Haryono Umar akan menangani ranah penindakan yang sebelumnya merupakan domain Bibit dan Chandra. Namun, mereka sebatas memberikan arahan atau guidelines. Selebihnya akan dilimpahkan kepada para deputi di bawah pimpinan.

M. Jasin menuturkan, para pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial. Dengan demikian, setiap kebijakan dan kasus yang tengah ditangani, baik di ranah penindakan maupun pencegahan, diketahui semua pimpinan. ''Pembagian tugas itu hanya untuk internal KPK. Apa pun yang ditangani Pak Bibit maupun Pak Chandra, kami tahu. Begitu juga sebaliknya,'' ujarnya kemarin.

Dia menegaskan, pasal 21 ayat 1-6 UU KPK No 30 Tahun 2002 tidak menyebutkan bahwa ada pembidangan pimpinan di bagian pencegahan atau penindakan. Pembidangan merupakan putusan internal antar pimpinan. ''Karena ada lima pimpinan, kolektif kolegial, sebaiknya difokuskan pada pembidangan untuk memberikan guidelines kepada para deputi,'' jelasnya.

Sementara itu, langkah PK SKPP Bibit-Chandra terus disorot. Tim pengawas kasus Bank Century menilai, langkah Kejagung mengajukan PK itu membuat kasus hukum yang menimpa dua pimpinan KPK tersebut berputar-putar tanpa penyelesaian. ''PK ini membuat Bibit dan Chandra tersandera,'' ujar Mahfudz Siddik, anggota tim pengawas DPR di Jakarta, kemarin.

Seharusnya, kata dia, tidak perlu lagi ada PK. Bibit dan Chandra justru harus didorong untuk segera maju ke pengadilan. ''Kalau KPK, Bibit dan Chandra, yakin tidak bersalah, dibuktikan saja biar ada putusan hukum yang mengikat,'' tegasnya.

Politikus PKS itu menegaskan, langkah Bibit dan Chandra untuk maju ke pengadilan adalah demi kebaikan KPK, pemerintah, dan masyarakat. Sebab, SKPP Bibit-Chandra itulah yang selama ini membuat keduanya tidak bisa bekerja maksimal. ''Kalau orang secara psikologis tersandera, ya nggak terlalu fasih. Penglihatannya juga tidak begitu jelas,'' ujarnya mengingatkan.

Perdebatan, kata Mahfudz, nanti juga tetap bergulir, meski pengajuan PK Kejagung diterima. Karena itu, sebaiknya presiden segera mengeluarkan surat nonaktif sementara kepada Bibit dan Chandra. Hal itu ditujukan agar proses pengadilannya bisa cepat.

Tim pengawas Century siap bekerja sama dengan dua pimpinan KPK yang tersisa jika Bibit dan Chandra harus menjalani proses pengadilan. ''Beri prioritas penyelesaian. Kasih waktu dua bulan. Daripada digantung, disandera seperti ini. Dua orang di KPK akan tetap kami kawal dan dorong,'' ungkapnya.

Menurut Mahfudz, kinerja KPK terekam dalam penuntasan kasus Bank Century. Timwas Century kecewa kepada KPK karena belum menemukan satu pun indikasi korupsi dalam penyelidikannya. (fal/ken/bay/c5/ari)

Minggu, 13 Juni 2010
Read more

Bambang Widjojanto: KPK di Antara Problem dan Tantangan

TIDAK ada yang dapat menyangkal, KPK kini menghadapi masalah serius yang dapat mempunyai implikasi langsung kepada percepatan dan gerakan pemberantasan korupsi di tanah air. Bahkan, banyak pihak berpikiran, KPK memang disengaja "diarahkan" menuju "tubir jurang" untuk segera "dikremasi" pasca putusan Pengadilan Tinggi (PT) DKI yang memerintahkan persidangan tersangka Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Apalagi, setelah melihat langkah hukum yang diambil Kejaksaan Agung -justru mengajukan peninjauan kembali (PK), bukan deponering. Sebab, PK tidak dapat menghentikan eksekusi putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.

Ada juga kalangan yang berkeyakinan, kendati bobot beban KPK untuk keluar dari jebakan problem yang tengah "mendera dan menerkamnya" tidaklah ringan dan sederhana, itu tidak berarti problem tersebut tidak dapat diatasi dan ditangani.

Tantangan yang dihadapi KPK sekaligus merupakan peluang dan momentum untuk meningkatkan soliditas serta membangun konsolidasi atas semua sumber daya sosial yang dimiliki KPK dan gerakan antikorupsi. KPK dan jaringan sosial pemberantasan korupsi mempunyai kesempatan untuk "jeda", melakukan refleksi-kontemplatif yang mendalam untuk mengkaji dan mengalkulasi segenap program strategisnya untuk menghadapi "serbuan" yang kian sistematis dengan menggunakan berbagai cara, termasuk saluran hukum yang ada.

Situasi "terburuk" yang bakal dihadapi KPK adalah "hancurnya" lembaga itu karena memang dianggap tidak layak lagi dipertahankan, tidak mendapatkan kepercayaan publik, dan tidak lagi mendapatkan dukungan politis. Penghancuran KPK dapat dimulai dengan membawa kasus Bibit-Chandra ke persidangan. Penghancuran atau adanya keadaan "buruk" itu disebabkan segenap sumber daya KPK bakal kehilangan elan spiritualitasnya serta terbelah dan tidak dapat lagi optimal menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya untuk kepentingan pemberantasan korupsi.

Proses di pengadilan sesungguhnya sangat potensial untuk digunakan berbagai pihak yang tidak sepenuhnya menginginkan keberadaan KPK dengan "mengeksploitasi" serta "mendiskreditkan" citra dan kehormatan lembaga KPK. Pendeknya, KPK akan dibuat distrust dari user utamanya, yaitu publik dan para justisiabel. KPK dianggap tidak pantas lagi menjadi ikon reformasi karena sama jeleknya dengan lembaga penegakan hukum lainnya. Keadaan itu akan dipakai sebagai dasar legitimasi untuk mendekonstruksi eksistensi KPK sebagai triger mechanism dalam pemberantasan korupsi di dalam keseluruhan sistem penegakan hukum yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi.

Proses peradilan yang memakan waktu cukup lama biasanya juga disertai "hiruk pikuk" penilaian atas segenap proses yang terjadi di dalam proses tersebut. Kesemuanya itu sangat potensial membuat tidak kondusifnya atmosfer dan suasana kerja di lembaga KPK. Yang sangat mengkhawatirkan adalah bila para profesional yang bekerja secara purnawaktu, tulus, dan spartan itu "terinfeksi" situasi yang tidak kondusif.

Situasi KPK yang demikian itu tentu saja akan dimanfaatkan berbagai kepentingan lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Justru para pendukung kepentingan "para koruptor" yang memang menghendaki KPK segera dilikuidasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pihak-pihak yang sekarang tengah diperiksa KPK dan dinyatakan sebagai tersangka tentu berharap proses likuidasi KPK segera terjadi. Begitu pula, para pihak yang kasusnya kini tengah dikaji dalam tahap penyelidikan akan berharap sepenuh hati agar KPK melakukan moratorium untuk tidak melanjutkan pemeriksaan atas kasus tersebut.

Yang sangat mengkhawatirkan adalah berbagai program strategis KPK di bidang pencegahan kourpsi. Program yang dimaksudkan untuk meminimalisasi potensi korupsi dengan menghilangkan faktor-faktor kriminogen penyebab korupsi serta pembangunan zona integritas dan akuntabilitas antikorupsi yang belum sepenuhnya tuntas tidak dapat segera diselesaikan.

Pengembangan zona tersebut menjadi penting karena tindak, sifat, serta sikap koruptif dan kolusif dihasilkan melalui kondisi yang tersebut di dalam suatu sistem. Bila tidak ada upaya serius untuk membangun sistem yang dapat mendelegitimasi potensi sikap dan perilaku koruptif serta kolusif tersebut, maka proses fabrikasi tindak pidana korupsi akan terus terjadi.

Program pencegahan di atas adalah sisi lain program pemberantasan korupsi yang berkaitan erat dengan tindak represif.

Problem yang diuraikan di atas bukan tidak dapat ditangani karena KPK dan gerakan antikorupsi masih dapat melakukan berbagai langkah strategis. Cukup banyak langkah yang dapat dilakukan untuk "menaklukkan" tantangan yang dihadapi KPK.

Pertama, Bibit-Chandra, unsur pimpinan lainnya, dan seluruh jajaran KPK seyogianya telah menyiapkan kemungkinan terburuk, yaitu, akhirnya kasus Bibit-Chandra dibawa ke pangadilan.

Kedua, kasus persidangan Anggodo yang kini tengah digelar di Pengadilan Tipikor harus menjadi salah satu fokus dan titik perhatian bersama.

Ketiga, kasus Bibit-Chandra yang dibawa ke proses persidangan dapat dijadikan sebagai "titik balik" untuk melakukan konsolidasi terhadap seluruh sumber daya KPK, merumuskan program strategis agar mempunyai dampak yang signifikan bagi percepatan pemberantasan korupsi dengan menghitung secara cermat risiko yang muncul bila program strategis itu dijalankan.

Keempat, KPK telah memiliki jejaring sosial yang sebagiannya belum dikonsolidasikan secara maksimal untuk menjadi bagian penting dalam gerakan sosial pemberantasan korupsi. Kelima, proses seleksi pimpinan KPK yang akan dilakukan pansel pimpinan KPK dapat menjadi salah satu faktor penting yang dapat menjadi dasar keberadaan KPK ke depan.

Bambang Widjojanto, Senior Partners WSA Lawfirm dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Senin, 14 Juni 2010
Read more

FPI Ancam Sweeping Rumah Luna Maya


JAKARTA - Front Pembela Islam (FPI) geram melihat peredaran video mesum mirip Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari. FPI mengancam akan melakukan sweeping di kediaman Luna.

"Kita akan sweeping, datangi rumah Luna Maya. Luna Maya pernah melecehkan FPI, ya jangan main-main sama FPI. Kita lihat saja nanti," ujar Ketua DPD FPI DKI Habib Salim Umar Alatas, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (14/6/2010).

FPI hari ini datang ke Polda Metro Jaya untuk mendesak agar kasus video porno artis ini segera diusut tuntas. Mereka ingin agar ketiga artis tersebut segera ditahan.

"Kita meminta Kapolda dan Kapolri untuk menangkap dan menahan Ariel, Luna dan artis porno yang videonya beredar yang dapat merusak moral bangsa. Kita melihat mereka sebagai bom moral, yang bisa memakan korban jutaan orang," ujar Habib Salim.

FPI tidak mau tahu dalih artis tersebut bahwa video yang beredar merupakan koleksi pribadi, dan bukan mereka yang menyebarkan.

"Itu pertanyaan kita, kenapa koleksi pribadi bisa tersebar? Itu harus dipertanyakan. Itu adalah keteledoran pribadi. Saya minta Kapolda dan Kapolri untuk menangkap pelaku, pengedar dan penonton," tegasnya.

Habib Salim sedikit berang ketika disebutkan bahwa Ariel hanya sebagai korban dari peredaran video tersebut.

"Korban bagaimana? Ini sudah besar kasusnya, sampai di desa-desa, sampai tukang ojek pun tahu," ketusnya.
Read more
Sunday, June 6, 2010 | 9:37 AM | 0 Comments

Partai Tambahan Chris John Diisi Kelas Ringan

SEMARANG, Kompas.com - Partai tambahan saat pemegang gelar Super Champions kelas bulu WBA, Chris John, bertarung melawan penantangnya, Fernando David Saucedo, bakal diisi petinju yang bertarung di kelas ringan.

Promotor tinju, Zaenal Thayeb ketika dihubungi dari Semarang, Minggu, mengatakan setiap petinju di kelas ringan ini saling bertarung dan berhadapan satu dengan yang lain untuk mencari juara.

"Setiap petinju hanya bertarung selama tiga ronde, kemudian kalau menang dan menjadi juara hanya bertarung selama sembilan ronde. Jadi, partai tambahan mendatang bukan berdasarkan peringkat nasional dipertemukan dengan petinju dalam negeri atau luar negeri, tetapi mirip seperti kompetisi," katanya kepada Antara.

Zaenal Thayeb yang juga pemilik Sasana Mirah Boxing Camp tersebut, mengatakan kalau pertarungan digelar di Bali--rencana semula--partai tambahan ada lima dan mempertemukan petinju nasional dari berbagai kelas dengan petinju dalam negeri atau luar negeri (Thailand).

Namun, lanjut dia, mengingat pertarungan Chris John melawan El Vasco (panggilan Fernando David Saucedo) akhirnya dipindah ke Jakarta, maka partai tambahan diubah menjadi seperti kompetisi untuk petinju kelas ringan (61 kilogram).

Menurut dia, pertarungan antara Chris John melawan Fernando bakal dimainkan di Jakarta, 26 Juli 2010. "Saya sudah mendapat informasi dari Toni Priatna (Asisten Manajer Herry’s Gym, red.)," katanya.

Saat ini, kata dia, Chris John sedang berlatih di Sasana Herry’s Gym di Perth, Australia, di bawah asuhan pelatih sekaligus manajernya, Craig Christian.

Seperti diwartakan, pertarungan kedua petinju tersebut semula digelar di Bali, 22 Mei 2010, tetapi akhirnya mundur karena Chris John mengalami cedera bahu kiri saat berlatih.

Kemudian, tempat pertarungan juga dipindahkan dari Bali ke Jakarta dengan panita penyelenggara (EO) yang berbeda dengan pertarungan di Bali. "Meskipun pertarungan dipindahkan ke Jakarta, saya tetap promotor pertarungan kedua petinju tersebut," katanya menegaskan.

kompas.com
Read more

Mendadani Dinding Kusam


SURYA.CO.ID - IBARAT busana, dinding rumah yang jarang tersentuh polesan terasa cepat menampakkan wajah kusam. Kondisi tersebut dengan sendirinya membuat atmosfer ruangan kurang mengundang untuk bertandang di sana. Telaten merawat adalah salah satu solusinya.

Namun, jika itu semua kurang diperhatikan, maka akan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan keindahan dinding rumah. Terutama jika ada balita dalam anggota keluarga, Anda harus menjaga ekstraketat kebersihan rumah, termasuk dinding rumah.

Kalau toh harus saatnya mengganti tampilan dinding yang sudah kusam, apakah dengan membongkar secara keseluruhan ataukah sekadar mengganti satu bidang dinding saja, tentukan tema apa yang dikehendaki. Cara ini agar Anda tetap fokus untuk menciptakan atmosfer baru atau suasana berbeda dari suasana ruangan sebelumnya.

Ternyata ada banyak cara untuk menciptakan suasana baru di sebuah ruangan yang sudah terlihat kusam. Berikut 10 cara yang bisa dilakukan untuk membuang suasana kusam dan muram di dinding lama Anda:

1. Koleksi Album Keluarga
Tidak perlu membongkar dinding, mengecat ulang atau mengganti pelapis dinding untuk menciptakan suasana baru. Cukup dengan memasang foto-foto keluarga atau foto pemandangan indah dalam pigura yang memadai untuk menciptakan suasana indah di salah satu dinding di rumah Anda. Atur dengan cara acak, atau susun secara geometris yang menarik, tetap menghasilkan sebuah dinding dengan suasana baru di sana.

2. Pelapis dinding multiwarna
Bermain warna memang bisa menjadi cara jitu untuk membuang jauh suasana kusam di dinding rumah. Aksen yang bisa diterapkan di sini jika Anda memilih pelapis dinding dengan warna dan motif tabrakan, atau memainkan gradasi warna juga bisa menjadi solusi cerdas. Pastikan ketelitian pengerjaan agar hasilnya maksimal.

3. Pola Polkadot
Motif bola atau polkadot yang disusun secara acak dalam konfigurasi terencana bisa juga menghasilkan atmosfer berbeda dari suasana dinding sebelumnya. Pastikan paduan warna yang senada pada bidang polkadot dengan bidang non-polkadot.

4. Aksen Panel
Aplikasi aksen panel pada bidang dinding yang dikerjakan dengan ketelitian tinggi akan menghasilkan suasana berbeda dari sebelumnya. Misalnya dengan memadukan aksen garis silang, vertical maupun horizontal dengan cara yang tidak biasa. Jangan takut untuk bereksperimen dengan ide kreatif Anda di sini dan rasakan hasil akhir kerja Anda.

5. Kolase keramik
Pengerjaan dengan cara ini tentu saja membutuhkan seorang ahlinya. Gaya permainan dengan mempermainkan bahan keramik untuk kamar mandi atau dapur ini memang mampu menciptakan suasana baru yang benar-benar berbeda. Sekali lagi, jangan takut memainkan kombinasi warna dan motif untuk hasil akhir yang sempurna.

6. Garis warna geometris
Bentuknya sangat sederhana. Hanya segaris geometris dalam warna tegas di atas bidang dinding lama sudah melahirkan kesan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Sangat elegan. Anda bisa memainkannya dalam gaya berbeda sesuai style baru ruangan yang diinginkan. Mungkin Anda bisa memulainya dari ruangan favorit Anda dengan segaris warna yang kontras dengan warna di dinding lama.

7. Bermain tekstur
Jika Anda ingin memulai suasana yang berbeda dari ruang istirahat anak-anak, mulailah dengan menambahkan aksen berupa gambar-gambar tertentu yang sesuai dengan aura anak-anak. Dengan satu tambahan tekstur yang berbeda, suasana beda pun bisa dihasilkan.

8. Mosaik Keramik
Warna putih bersih untuk dinding dapur memang berhasil mengesankan sesuatu yang bersih di area servis ini. Namun, kesan membosankan acap menjadi ikutan di dalam sebuah dapur. Ubahlah gaya membosankan ini dengan permainan mosaik keramik dalam warna kontras. Hasilnya? Sangat berbeda dan tidak membosankan.

9. Warna dan garis elegan
Aksi warna dan garis juga bisa dikawinkan untuk menciptakan suasana berbeda dalam suatu ruangan. Meski itu hanya warna dinding yang lama, dan hanya ditambahkan satu garis tunggal dalam nada warna berbeda, suasana elegan berhasil dimunculkan. Anda bisa menyesuaikan garis elegan ini dalam warna berbeda yang sesuai dengan ruangan yang diinginkan.

10. Bermainan pola panel
Masih memanfaatkan permainan pola dengan beragam panel yang disodorkan keramin dinding Anda bisa menciptakan suasana berbeda dari penampilan dinding lama. Cobalah mengkreasikan pola-pola surealis atau abstrak lainnya dengan panel yang sangat kaya motif maupun warna ini untuk hasil yang benar-benar berbeda. h2h/tri
Read more

Indonesia Tanpa Pancasila

Abdul Wahid
Dekan Fakultas Hukum Unisma Malang

Unas 2010 tercatat sebagai ujian memilukan dan memalukan. Betapa tidak, mata pelajaran yang membuat mayoritas peserta tidak lulus adalah Bahasa Indonesia. Akibatnya, mereka didakwa melakukan praktik pengabaian atau peminggiran bahasa Indonesia.

Bagaimana jika posisi bahasa Indonesia digantikan dengan pendidikan kewarganegaraan atau Pancasila? Akankah Pancasila akan mengalami nasib serupa dengan bahasa Indonesia? Atau mungkinkah Pancasila juga menjadi mata pelajaran atau ujian yang membuat anak didik tersungkur dalam ketidaklulusan?

Boleh jadi, anak didik kita atau setiap komponen penyelenggara pendidikan akan memperlakukan Pancasila tak ubahnya bahasa Indonesia atau mengalami nasib naas seperti bahasa Indonesia, yang sekadar disikapi atau dijadikan opsi sebatas pelajaran sekunder, tak fundamental, tak sakral, yang dikalahkan oleh pelajaran bahasa Inggris dan lainnya.

Suatu fakta (da sein) yang tak terbantahkan oleh siapapun, bahwa upaya mengenalkan, mentransformasikan atau menyosialisasikan Pancasila sudah dilakukan oleh banyak pihak dalam setiap perkembangan anak. Dalam pertumbuhan anak di rumah misalnya, sejak anak bisa membaca, menghafal, atau berlatih menulis, orang tua biasanya menjadikan Pancasila sebagai objek pembelajarannya. Oleh orang tua, Pancasila ini dikenalkan sebagai “kitab suci” kepadanya, di samping mengenalkan kitab suci agamanya.

Di sekolah atau perguruan tinggi, Pancasila secara terus menerus dikenalkan dan dijadikan objek diskursus kesejarahan maupun filosofis, yang membuat peserta didik (siswa), mahasiswa, dan dosen diharapkan tidak sampai mengidap amnesia tentang kesejatian ideologi negara.

Di kantor desa hingga wilayah strategis yang dihuni oleh para pejabat tinggi negara, Pancasila bukan sekadar dibaca berulang-ulang saat memperingati hari-hari besar, tetapi secara kultur juga dibaca setiap Senin sebagai “ayat-ayat suci kebangsaan” yang diharapkan setiap pembacanya mampu atau berusaha menjadikannya perikatan moral-spiritualitas yang mengawal sepak terjangnya.

Secara das sollen, logis kalau setiap elemen bangsa dituntut membentuk atau mendesain dirinya menjadi Pancasilais, pasalnya bukan hanya dari sisi historis Pancasila dihadirkan sebagai ideologi atau digiring lahir ke bumi pertiwi di saat penjajah masih mencengkeram, tetapi juga secara substansial, doktrin agung yang melekat dalam dalam diri Pancasila menggariskan tuntutan adiluhung supaya masyarakat negeri ini, menjadi masyarakat bersikap dan berperilaku berketuhanan, adil, beradab, menjunjung tinggi toleransi, dan menegakkan demokrasi.

Doktrin Aksesori

Sayangnya, ranah doktrin agung Pancasila tersebut lebih sering atau hanya lekat di atas kertas. Doktrin agung ini akhirnya dipersalahkan sebagai doktrin yang sebatas aksesori yang menghiasai dinding, yang hanya terbaca dan terhafal di balik ukiran pigura, sehingga memungkinkan doktrin ini terbatas sebagai bait-bait yang dihafal dan bukan sebagai doktrin yang menjiwai dan “membumi” dalam diri elemen bangsa.

Kegamangan dan tuduhan seperti itu tak bisa disalahkan, pasalnya kecenderungan yang tengah terjadi di masyarakat adalah semakin tersudutnya, tergerusnya, dan bahkan terdegradasinya nilai-nilai agung Pancasila akibat dimenangkan atau dipanglimakannya nilai-nilai adigang-adigung, baik dalam kehidupan keseharian di rumah, di kantor, maupun aspek-aspek strategis lainnya.

Memang, potret memalukan dan memilukan saat ini sedang menghegemoni negeri ini, yang membuat negeri ini sampai pantas dijuluki sebagai negara yang sedang kehilangan Tuhan, termasuk kehilangan Pancasila. Pelajaran tentang hidup bertuhan, berkeadaban lintas etnis, sosial, agama, dan budaya, menjunjung tinggi kesatuan dalam keragaman, atau menegakkan prinsip berdemokrasi di tengah heteroginitas kepentingan, ternyata tidak lebih dari kumpulan doktrin agung yang mengisi ranah hafalan dan aksesoris kehidupan.

Meminjam istilah filosof F Nietszhe, bangsa ini layak sedang mengalami “kematian tuhan” atau agama tidak lagi tampak menghiasi, mewarnai, dan memfondasi Indonesia. Komunitas elitenya lebih disibukkan memburu pemenuhan kepentingan hidupnya tanpa mengindahkan Pancasila, yang salah satu doktrin fundamentalnya berelasi dengan keberagamaan.

Apa yang dikritik filosof tersebut sejatinya ditembakkan secara moral untuk menyadarkan bangsa ini yang sedang kehilangan fondasi hidupnya, Pancasila. Bangsa ini menjadi bangsa yang tak jelas ke mana dan di mana harus melabuhkan cita-cita besarnya akibat dilindas oleh pengejaran kepentingan atau aneka kebutuhan sekunder dan hedonistik. Kemutlakan ini telah membuat wajah negeri menjadi sengkarut dan di simpang jalan.

Menyikapi realitas itu, sudah sepatutnya ada keberanian menertawakan diri sendiri, baik sebagai individu maupun komponen kekuasaan. Laughing is healthy, especially if you laugh about yourself (tertawa itu sehat, lebih-lebih jika menertawakan diri sendiri).

Itu dapat dijadikan refleksi, bahwa semakin sering menertawakan diri sendiri, maka semakin sehat. Semakin jarang menertawakan diri sendiri, maka ini pertanda mengidap sakit keras. Menertawakan diri sendiri ibarat sebuah obat yang menyehatkan fisik maupun nonfisik.

Kalau mau dijauhi banyak penyakit, sebarkan atau budayakan ”sense of humor” atau objek-objek pembahasan yang bisa membuat tertawa atau tersinggung berat. Dengan membuat dan memproduk humor (objek tertawaan) terus menerus dalam hidup di negeri ini, dalam lingkaran pergaulan, dalam berelasi sosial, atau dalam atmosfer yang menyita aktivitas berat kemasyarakatan dan kenegaraan, maka suasana akan tetap hidup, sehat, bugar, dan kondusif, serta muncul atmsofer berkompetisi atau berolimpiade untuk mengobati diri sendiri.

Siapa tahu dengan sering menertawakan diri sendiri, orang menjadi sadar bahwa mereka sudah sangat lama, sangat sistemik, dan sangat terorganisasi dalam mengakali atau mengadali Pancasila

opini, surya.co.id
Read more

Nasibmu, Para Sarjana

Mohammad Afifuddin
Sarjana Sosiologi FISIP Universitas Jember

Salah satu prosesi wajib dalam setiap wisuda adalah mendengarkan nyanyian dari tim paduan suara mahasiswa (PSM). Lagunya macam-macam. Mulai Indonesia Raya, mars dan himne universitas, lagu nasional, hingga lagu pop kontemporer sebagai suplemen.

Suatu kali, salah seorang kawan yang menjadi anggota PSM pernah bertanya, “Lagu (pop) apa yang kira-kira enak dinyanyikan saat wisuda nanti?” Sedikit berpikir saya pun menjawab, “Sarjana Muda dari Iwan Fals.” Sambil beringsut dari duduknya, dia menertawakan saya, “Memangnya mengapa?” Dengan agak serius saya jawab, “Agar pihak kampus tidak terlalu di angan-angan. Biar Pak Rektor dan jajarannya bisa realistis, tidak terlena dengan eforia mahasiswanya yang akan diwisuda, karena toh sebagian besar dari sarjana yang baru diwisuda itu akan masuk dalam golongan sarjana yang diceritakan Iwan Fals dalam lagu Sarjana Muda itu.”

Saya sebenarnya tahu usulan itu nyaris mustahil. PSM akan dianggap bertindak subversif jika berani melakukan itu. Salah satu lagu hits Iwan Fals yang dirilis 1981 dalam album yang juga berjudul Sarjana Muda itu tergolong “haram” dinyanyikan saat wisuda karena liriknya yang berisi paradoks dan ironi. Lumrahnya, seorang sarjana yang pintar (diukur dengan parameter IPK tinggi, lulus cepat atau tepat waktu) semestinya bisa cepat pula terserap di dunia kerja.

Akan tetapi Iwan Fals punya pikiran lain. Ia memilih menulis syair tentang seorang sarjana pintar (sesuai kriteria di atas) yang justru sulit untuk mendapat kerja, meski sudah berjalan gontai tak tentu arah, sambil menatap awan berarak dengan wajah murung yang jelas terlihat. Sampai-sampai jaketnya lusuh bercampur keringat dan debu jalanan, hingga sarjana tadi putus asa dan berkata “maaf Ibu” karena merasa gagal membahagiakan sang ibu yang telah menyekolahkannya bertahun-tahun, namun tak juga mendapatkan pekerjaan.

Lirik itu jelas berbanding terbalik dengan suasana dalam prosesi wisuda. Pak Rektor dengan percaya diri maju ke podium, memberi sambutan, memberi arahan, lantas memimpin pengucapan ikrar alumni untuk selalu menjaga nama baik almamater di mana pun berada dan dalam kondisi apa pun. Semuanya dikondisikan serba sempurna, seolah-olah setelah wisuda usai, para wisudawan sudah bisa langsung mendapat tempat untuk berkiprah di dunia praksis yang (konon) merupakan bentuk pengabdian pada bangsa dan negara itu.

Padahal, seusai resmi menjadi sarjana, mayoritas wisudawan itu akan menambah angka pengangguran terdidik yang grafiknya selalu naik dari tahun ke tahun. Dari data Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) 22 Maret 2010, menunjukkan jumlah sarjana (SI) yang masih menganggur pada Februari 2007 sebanyak 409.900 orang. Setahun kemudian, jumlahnya bertambah menjadi 626.200 orang. Jika setiap tahun jumlah kenaikan rata-rata 216.300, pada Februari 2012 terdapat lebih dari 1 juta pengangguran terdidik. Belum ditambah pengangguran lulusan diploma. Dalam rentang waktu 2007-2010 saja tercatat peningkatan sebanyak 519.900 orang atau naik sekitar 57 persen.

Akibat Rakus

Apa hubungannya dengan kampus? Bukankah perguruan tinggi, seperti kata Pak Rektor, juga sudah menempa para mahasiswanya agar menjadi lulusan yang berkualitas? Masalahnya, selain ketidaktahuan pihak perguruan tinggi (kampus) bahwa sistem pendidikan yang dikembangkannya selama ini asimetris dengan paradigma dunia kerja, pihak kampus juga setengah hati dalam memfasilitasi alumnusnya pascamereka lulus.

Memang, di beberapa kampus sudah dibentuk Study Advisory Centre (SAC), semacam badan yang mengurusi dunia kerja dan membuka jaringan antara perusahaan, kampus, dan alumnusnya. Akan tetapi kebanyakan, fasilitas itu hanya sekadar formalitas. Pelayanannya jauh dari kata memuaskan. Kondisi itu yang akhirnya membuat pihak kampus terkesan seperti “cuci tangan” dengan nasib para alumnusnya.

Elias Canetti, sastrawan Bulgaria pemenang Nobel Sastra pada tahun 1981, seperti dikutip F Budi Hardiman dalam buku Memahami Negativitas (2005, hal xxiii), memberi sebuah deskripsi yang mungkin akan membuat tertegun. Dia mencoba memahami makna dari ketidakbermaknaan buangan kita setiap hari, yakni (maaf) feses (kotoran manusia). Benda yang tak ingin kita lihat, meski secara jujur semua mengakui bahwa ia pernah merupakan bagian dari diri kita.

Bisa diibaratkan, relasi antara para sarjana yang kurang beruntung dengan lembaga industri pendidikan (perguruan tinggi), layaknya (maaf) manusia dengan fesesnya. Di awal penerimaan mahasiswa baru, banyak lembaga industri pendidikan tinggi yang bersemangat mempromosikan diri agar diminati banyak calon mahasiswa. Jika jalur penerimaan resmi (SNMPTN, PMDK) telah ditutup, ada saja inovasi mereka untuk merekrut mahasiswa baru. Mulai jalur seleksi lokal tahap I, tahap II, tahap III atau bahkan tahap IV. Intinya mereka begitu antusias untuk menerima mahasiswa. Tak jauh beda dengan manusia yang rakus menyantap bermacam makanan, tanpa memperhatikan kesehatannya. Tak jarang, lembaga industri pendidikan tinggi tersebut juga menerapkan banyak pungutan selama masa kuliah dengan alasan untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Padahal, tidak semua lembaga industri pendidikan tinggi telah menerapkan sistem pendidikan berkualitas.

Sebagai akibat terlalu sembarangan mengonsumsi makanan (menerapkan sistem input) itulah, proses “metabolisme” dalam lembaga industri pendidikan tinggi juga berjalan tidak sempurna. Pada akhirnya banyak yang terbuang. Oleh karena itu, yang disebut Iwan Fals dengan, “Engkau sarjana muda, lelah mencari kerja. Sia-sia ijazahmu. Empat tahun lamanya bergelut dengan buku…”, tak ubahnya kotoran dari industri pendidikan yang tidak lagi mau dilihat oleh lembaga-lembaga pendidikan yang telah meluluskannya karena dianggap tidak berguna. Padahal “sekotor” apapun, para sarjana kurang beruntung itu pernah menjadi bagian dalam proses “metabolisme” di perut industri pendidikan tinggi.

opini surya.co.id
Read more
 
Copyright Blog Pribadi-Ku © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.